Tips Merawat Wajah Bersih dan Putih

cara-merawat-wajah

Wajah merupakan salah satu bagian tubuh yang menjadi perhatian utama seseorang. Maka tak usah heran jika sebagian besar orang menginginkan memiliki wajah bersih dan putih. Sehingga banyak cara perawatan wajah yang dilakukan untuk mewujudkannya.

Setiap orang pasti ingin mempunyai wajah yang sehat dan bersih, sehingga tidak sedikit pula biaya yang dikeluarkan untuk melakukan perawatan wajah. Mulai dari perawatan ke salon, klinik bahkan sampai ke dokter kecantikan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Cara Merawat Wajah

Sebenarnya cara merawat wajah tidak susah, hanya tergantung bagaimana cara kita merawatnya dan membersihkannya. Semua bisa dilakukan dengan mudah jika anda telah mengetahui jenis kulit dan produk kecantikan yang cocok. Sehingga kulit wajah akan mendapatkan perawatan yang tepat dan terbebas dari komedo dan jerawat yang mengganggu.

Cara merawat wajah

Maka perawatan yang menggunakan bahan-bahan alami tak jarang menjadi pilihan utama. Hasilnya pun kebanyak lebih memuaskan dari pada perawatan dengan bahan kimia. Selain itu kulit wajah akan terbebas dari efek samping yang dapat merusak kulit.Pada kesempatan ini kami akan memberikan informasi mengenai cara merawat wajah secara alami, putih dan bebas jerawat.

Hal Mendasar Dalam Perawatan Wajah

  1. Sebelum menyentuh daerah wajah, sebaiknya cucilah tangan terlebih dahulu dengan air bersih agar terbebas dari kuman dan bakteri.
  2. Sebaiknya biasakanlah untuk membersihkan wajah dengan pembersih dan penyegar yang cocok dengan jenis kulit sahabat, setiap pagi dan malam, atau setiap kali keluar dari rumah.
  3. Rajinlah mencuci muka setiap kulit wajah terasa kering atau saat pulang dari bepergian.
  4. Selalu pakai pelembab wajah setiap akan beraktifitas diluar rumah, agat kulit wajah tetap terjaga dan terbebas dari sinar ultraviolet (UV) yang dapat menyebabkan flek hitam.
  5. Sebaiknya luangkanlah waktu sekitar 2-3 menit setiap malam, untuk memijat kulit wajah setiap sebelum tidur. Hal tersebut dilakukan agar mengilangkan letih pada wajah dan memberikan warna kulit agar tetap sehat dan cerah.
  6. Biasakanlah menggunakan masker wajah minimal 2 kali dalam 1 minggu, agar kotoran yang menempel pada wajah akan terangkat dan wajah akan menjadi lebih bersih dan segar.
  7. Perbanyaklah mengkonsumsi air putih setiap hari, minimal 8 gelas perhari agar kulit wajah tetap terlihat cerah dan segar.
  8. Minumlah Vitamin E setiap hari untuk menjaga kesehatan kulit dari dalam.
  9. Olahraga secara teratur, agar kulit tetap kencang dan tubuh pun akan terbebas dari berbagai penyakit.

Bahan Alamai Untuk Merawat Wajah

Setelah mengetahui cara merawat wajah diatas, sebaiknya anda juga bisa mencoba cara merawat wajah secara alami berikut ini :

Merawat Wajah Dengan Jeruk Nipis

Jeruk nipis mempunyai kandungan Vitamin C dan zat anti oksidan yang bermanfaat untuk mengecilkan pori-pori, menghaluskan dan mencerahkan kulit wajah. Caranya juga sangat mudah hanya dengan membelah jeruk nipis menjadi 2 bagian, setelah itu peras dan ambil airnya, lalu oleskan pada kulit wajah secara merata. Diamkan kurang lebih selama 10 – 20 menit, kemudian cucilah wajah dengan air hangat, dan lanjutkan membasuh wajah dengan air dingin.

Merawat Wajah Dengan Apel

Buah apel mempunyai manfaat untuk mengurangi kelebihan minyak pada wajah, sehingga dapat digunakan dalam merawat muka. Caranya adalah hancurkan buah apel dengan menggunakan blender, sebaiknya jangan menambahkan air sedikitpun pada saat apel di blender. Setelah itu oleskan pada wajah selama 30 menit, lalu bilaslah dengan air bersih.

Tomat Untuk Merawat Wajah

Tomat kaya akan zat anti oksidan yang dapat membantu mengatasi iritasi pada kulit akibat sinar matahari, mengurangi komedo, dan mencerahkan warna kulit wajah. Caranya haluskan 1 buah tomat, lalu campurkan dengan 1 sendok madu, oleskan pada wajah dan diamkan selama 15 menit. Kemudian basuhlah wajah dengan air hangat.

Perawatan Wajah Dengan Pisang

Buah pisang dapat bermanfaat untuk meremajakan kulit dan membuat kulit wajah menjadi lembab dan kenyal. Caranya cukup mudah, hanya dengan mengambil 1 buah pisang ambon, kupas kulitnya dan hancurkan buahnya. Setelah itu tambahkan 1 sendok madu kedalam pisang yang telah dihancurkan tadi, dan oleskan secara merata pada wajah dan diamkan selama 30 menit.  Lalu bersihkan dengan kapas dan air hangat.

Mentimun Untuk Perawatan Wajah

Mentimun mempunyai manfaat untuk mengangkat noda-noda hitam pada wajah dan dapat membuat wajah terlihat bercahaya. Caranya ambil 1/2 mentimun, kupas hingga bersih. Lalu tambahkan 1 sendok susu tanpa lemak, 1 sendok yoghurt. Blender semua campuran tadi hingga halus, setelah itu oleskan pada wajah selama 20 menit dan bilaslah dengan air hangat.

Gimana dengan cara merawat wajah diatas ? Sangat mudah bukan, sekarang tunggu apalagi silahkan dicoba dirumah dan dapatkan kulit wajah yang sehat, bersih dan bebas dari jerawat.

Tips Merawat Rambut sendiri Dirumah

Tips Cara Merawat Rambut Di Rumah

Rambut sehat dan berkilau menjadi dambaan setiap orang khususnya wanita. Bagi wanita memiliki rambut yang sehat dan berkilau memberikan kepercayaan diri yang lebih dalam setiap penampilanya. Akhir-akhir ini banyak sekali penawaran dari salon kecantikan untuk perawatan rambut. Hal ini membuat sebagian para wanita tertarik untuk mencobanya. Alih-alih ingin melakukan perawatan rambut, tapi hasil yang didapat tidak seperti harapan. Tidak sedikit perawatan rambut di salon membuat rambut yang semula sehat dan berkilau menjadi kusam seperti tidak terawat. Padahal kita sendiri bisa melakukannya dirumah dengan bahan-bahan alami. Bagaimana cara merawat rambut yang benar dan baik? Berikut simak ulasannya dibawah ini.

Cara Merawat Rambut Secara Alami

Faktanya, tidak semua produk yang ditawarkan untuk perawatan rambut kita cocok dengan jenis kulit kepala dan rambut. Itulah mengapa setelah melakukan perawatan rambut, bukannya semakin sehat malah sebaliknya. Melakukan perawatan rambut di salon sebenarnya tidak masalah. Namun penggunaan bahan-bahan yang mengandung zat kimia serta alat-alat perawatan rambut seperti hair dryer yang terlalu lama membuat rambut kita mudah rapuh.

1. Lidah Buaya & Alpukat

Cara merawat rambut yang pertama adalah kamu bisa membuat shampo kamu sendiri dari bahan alami. Seperti lidah buaya dan alpukat. Pada artikel sebelumnya, kita sudah memberikan membahas bagaimana cara menggunakan lidah buaya dan alpukat untuk cara mengatasi rambut rontok, pada artikel ini kedua bahan tersebut bisa kamu manfaatkan sebagai masker rambut kamu. Caranya sama seperti pada artikel sebelumnya, yaitu ambil daging lidah buaya dan hancurkan bersamaan dengan buah alpukat, lalu oleskan ke rambut kamu. Lakukan seperti melalukan keramas biasa. Untuk hasil yang maksimal lakuan treatment ini sebanyak 2-3 minggu sekali.

2. Jus Daun Seledri

Daun seledri sangat bagus sebagai salah satu cara merawat rambut agar lembut. Caranya pun cukup mudah, buat jus daun seledri lalu diamkan selama semalam, kamu bisa taruh jus daun seledri di dalam botol. Keesokan paginya oleskan jus tersebut ke rambut kamu secara merata dan diamkan sekitar 10-15 menit selanjutnya bilas hingga bersih. Cara ini bisa kamu lakukan seminggu 2 kali atau sesuai kebutuhan.

3.  Cuka Sari Apel & Air Hangat

Rambut kamu lepek walau setelah keramas? 2 bahan diatas bisa membuat rambut kamu mengembang. Caranya campurkan cuka sari apel dengan air hangat kamu bisa gunakan perbandingan 1:1. Campuran bahan ini digunakan untuk membasahi rambut. Diamkan selama 5 menit lalu bilas hingga bersih sampai bau dari cuka hilang dari rambut kamu.

4. Jus Lemon

Mungkin sebagian dari kamu suka membuat atau membeli jus lemon untuk di konsumsi, tapi tahukah kamu? selain baik untuk tubuh kita, jus lemon ini juga sangat bagus untuk perawatan rambut kita. Jus lemon bisa kamu manfaatkan untuk mengatasi rambut yang kusam. Caranya setelah melakukan membilaskan terakhir saat keramas, aplikasi jus lemon pada rambut kamu diamkan sekitar 5-10 menit bilas kembali rambut kamu hingga bersih. Itulah cara merawat rambut dengan jus lemon.

5. Minyak Almond

Rambut yang kering dan kusam dapat membuat rambut kamu mudah rapuh. Untuk itu cara mengatasinya kamu bisa menggunakan minyak almond sebagai cara merawat rambut kering dan kusam. Minyak Almond bisa kamu manfaatkan sebagai vitamin rambut. Caranya sangat sederhana, tuangkan minyak almond kedalam mangkuk setelah itu panaskan selama kurang lebih 40 menit, lalu aplikasikan kepada rambut kamu secara merata. Diamkan selama 15-30 menit langkah selanjutnya bilas rambut kamu hingga bisa. Menggunakan shampo dan conditoner bisa kamu lakukan.

6. Jus Labu Botol

Ambil beberapa potongan buah labu botol dan blender halus seperti jus. Setelah itu oleskan keseluruh bagian rambut kamu secara merata. Diamkan jus labu botol selama kurang lebih 30 menit agar ramuan jus labu ini meresap kedalam kulit kepala. Setelah 30 menit bilas rambut kamu hingga bersih dengan air bisa juga kamu menambahkan shampo kepada rambut kamu.

7. Baking Soda

Siapa bilang baking soda cuma bisa digunakan untuk membuat kue. Selain untuk membuat kue. Baking soda bisa sebagai perawatan rambut kamu secara alami. Caranya larutkan baking soda sebanyak 3 sendok makan ke dalam air lalu gunakan campuran ini untuk membilas rambut kamu. Fungsi banking soda ini adalah untuk mengurangi kandung zat kimia yang berada didalam shampo atau sisa dari produk styling rambut yang kamu lakukan.

8. Rapikan Rambut

Rambut kamu bercabang? Ini dia tips nya. Rambut bercabang merupakan salah satu dari masalah kerusakan pada rambut maka dari itu cara merawat rambut rusak karena bercabang bisa kamu lakukan dengan cara potong rambut secara teratur, rambut bercabang biasanya terjadi disekitar ujung rambut. Oleh karena itu, rajinlah kamu merapikan rambut kamu setidaknya 3 bulan sekali memotong rambut. Selain terhindar dari masalah rambut bercabang, dengan melakukan pemotongan secara teratur membuat potongan rambut kamu tetap terjaga bentuknya. Sebagai tambahan info, sinar ultraviolet yang berlebihan bisa menjadi salah satu akibat rambut kamu bercabang. Ada baiknya sebelum melalukan aktifitas diluar ruangan kamu bisa memberikan serum yang mengandung keratin yang baik untuk rambut kamu.

9. Teknik Menyisir Yang Benar

Menyisir rambut adalah hal yang selalu dilakuan setiap hari. Tetapi untuk menyisir rambut sebenarnya ada teknik tersendiri agar rambut tidak kusut atau rontok. Pada saat menyisir lakukan gerakan menyisir dari bagian bawah rambut terlebih dahulu lalu bagian atas, hal ini berguna untuk meminimalisir terjadinya kerontokan akibat rambut kusut. Tahukan kamu? sisir yang terbuat dari bahan plastik dapat menghantarkan listrik statis? hal ini akan membuat rambut kamu rusak. Maka dari itu, hindari menggunakan sisir bergigi berbahan plastik.

10. Konsumsi Makanan Yang Sehat

Tips merawat rambut terakhir adalah mengkonsumsi makanan yang sehat. Apa yang kamu konsumsi akan terlihat dari luar diri kamu. Maka dari itu selalu berusaha untuk mengkonsumsi makan yang sehat seperti perbanyak minum air putih, buah-buahan serta sayuran yang baik untuk tubuh dan rambut kamu.

Oke, itu dia  Cara Merawat Rambut Secara Alami dari kita. Kamu bisa memilih salah satu dari tips diatas untuk perawatan rambut kamu. Jangan malas ya untuk merawat rambut kamu secara alami. Semoga tips cara merawat rambut diatas bisa membantu kamu mengatasi permasalahan pada rambut.

Model Sepatu Terbaru

Sepatu merupakan perlengkapan atau aksesoris fashion yang sangat lekat dengan wanita. Wanita memakai sepatu untuk menunjang kegiatan sehari-hari seperti pergi ke kantor, untuk kuliah di kampus atau hanya untuk sekadar jalan-jalan hangout di pusat perbelanjaan (mall). Pemakaian sepatu wanita yang sesuai dengan bentuk badan dapat meningkatkan daya tarik sehingga terlihat lebih anggun dan menawan.

Nah, model sepatu wanita apa yang paling cocok? Untuk memilih sepatu yang cocok, ada beberapa tips yang perlu dilakukan. Yang pertama, yaitu sesuaikan model sepatu wanita dengan keperluan, misalnya sepatu untuk acara formal atau resmi, sepatu santai atau sepatu untuk keperluan olahraga. Selanjutnya, pilihlah bahan yang sesuai, misalnya untuk sepatu formal seperti kitten heels, oxford, pump atau stiletto yang menggunakan bahan kulit asli.

1) Model Sepatu Wanita Statement Heels

Jenis sepatu wanita statement heels memiliki model dan variasi bentuk yang mirip dengan jenis sepatu heels lainnya. Apa bedanya? Yang membedakan dan menjadi ciri khas statement heels yaitu motif, ornamen, dan warna-warna yang cenderung atraktif sehingga terlihat menarik perhatian. Biasanya, model sepatu wanita statement heelsdipakai untuk acara-acara pesta (party) atau kegiatan yang sifatnya santai.

bitebrands-jenis-model-sepatu-wanita-terbaru 03.jpg

 

2) Model Sepatu Wanita Kitten Heels

Sepatu wanita kitten heels memiliki ciri khas unik, yaitu heels atau hak yang rendah atau lebih pendek dibandingkan jenis sepatu dengan heels lainnya. Heels yang pendek tersebut membuat wanita yang memakainya dapat bergerak lebih leluasa. Kitten heelscocok dipakai oleh wanita trendy dan modis untuk acara yang formal maupun acara yang lebih santai. Ada beragam variasi model, bahan, warna, dan ukuran kitten heelsmerek terkenal yang bisa dibeli di butik-butik fashion atau online shop secara eceran maupun dengan harga grosir.

bitebrands-jenis-model-sepatu-wanita-terbaru 01.jpg

3) Model Sepatu Wanita Wedges

Sekilas, model sepatu wedges hampir mirip dengan platform shoes. Namun ada ciri khas wedges yang bisa diperhatikan, yaitu hak tinggi yang datar dan sejajar dengan lantai serta menyatu dengan sol sepatu. Ukuran heels pada jenis sepatu wedges ini sama dari belakang hingga depan sehingga membuat pemakainya mempunyai keseimbangan dan bisa bergerak secara stabil. Model sepatu wedges yang cantik cocok dipakai untuk ladies yang ingin terlihat tinggi namun tidak biasa memakai high heels.

bitebrands-jenis-model-sepatu-wanita-terbaru 10.jpg

4) Model Sepatu Wanita Pump Shoes

Pump shoes merupakan jenis sepatu wanita dengan hak tinggi dan bentuk bagian depan yang membulat. Model sepatu wanita ini bisa dipadupadankan dengan aneka jenis pakaian wanita dan lebih cocok dipakai untuk acara yang sifatnya formal seperti pesta atau resepsi pernikahan. Dengan memakai pump shoes, wanita akan terlihat feminin dan seksi.

bitebrands-jenis-model-sepatu-wanita-terbaru 27.jpg

5) Model Sepatu Wanita Stiletto

Apa model sepatu wanita yang lagi nge-trend sekarang? Sekilas, jenis sepatu wanita stiletto hampir mirip dengan kitten heels. Bedanya, stiletto memiliki heels yang lebih tinggi dan tipis dengan bagian depan sepatu yang meruncing. Stiletto bisa dikombinasikan dengan jenis pakaian apapun dan membuat para wanita yang memakainya terlihat lebih anggun dan menarik.

bitebrands-jenis-model-sepatu-wanita-terbaru-07

6) Model Sepatu Wanita Sport

Untuk kegiatan olahraga seperti lari pagi (jogging), ada model sepatu kets atau sepatu training dengan model-model yang bervariasi. Saat ini, banyak dijumpai model sepatu olahraga wanita branded yang trendy dengan desain dan bentuk sepatu yang keren dan warna-warna yang cerah. Sepatu olahraga wanita yang bagus menggunakan bahan berkualitas yang membuat pemakainya nyaman saat berolahraga dan mengurangi risiko cedera. Meski ditujukan untuk kegiatan olahraga, model sepatu ini bisa juga dipadupadankan dengan pakaian wanita sehari-hari dan dipakai untuk jalan-jalan santai.

bitebrands-jenis-model-sepatu-wanita-terbaru 12.jpg

Tips Fashion Bagi wanita Bertubuh Mungil

Tips Fashion Style Bagi Wanita Bertubuh Pendek — Sebagai orang Asia pada umumnya, tentu sangat wajar bila kita memiliki postur tubuh yang pendek. Karena itu kita perlu menyiasati postur yang kurang menguntungkan ini agar tetap terlihat bagus, bukannya malah memakai style yang akan membuat kita semakin terlihat pendek. Nah, Berbicara mengenai apa yang cocok untuk postur tubuh pendek artinya kita mesti tahu betul mulai dari pemilihan warna sampai pemilihan style apa yang perlu dihindari. Dengan mengaplikasikan arahan dibawah, wanita berpostur pendek dapat tampil lebih percaya diri tiap saat.

1. Warna Monokrom

Mengenakan satu warna saja dari kepala sampai kaki dapat membantu menciptakan kesan memanjang dan akan memberikan ilusi postur tubuh yang tinggi. Sedangkan memakai terlalu banyak warna yang berbeda dapat memecah kesan panjang tersebut.

baju-monokrom-wanita-lazada-indonesia

2. High-Heels

Memakai high heels tentunya cara paling ampuh dalam menyamarkan postur tubuh yang pendek. Memakai High Heels beberapa centi akan membuat Anda lebih tinggi secara fisikal, posisi pundak dan wajah Anda akan sejajar dengan orang yang benar-benar bertubuh tinggi. Jika Anda tidak terbiasa dengan stileto maka wedges juga dapat menjadi pilihan yang aman. Koleksi high heels murah & berkualitas:

tumblr_m5j98cgz2s1qlh00oo1_500_large1

3. Gunakan Style High Waist

Membuat ilusi/kesan postur menjadi lebih tinggi adalah tentang proporsi. Menggunakan jin, celana atau rok bermodel high waisted akan membuat kesan pinggang lebih diatas dan menciptakan ilusi optik bahwa diri Anda memiliki tubub yang lebih tinggi dibanding yag sebenarnya.

tumblr_l8cxzkjrpp1qa0rga.jpg

4. Maxi Dress

Maxi dress seringkali dihindari oleh para wanita bertubuh pendek, tetapi jika motif maxi dress Anda tepat justru maxi dress akan membuat tubuh terlihat tinggi seperti foto diatas. Maxi dress berwarna monokrom dan panjang dari leher sampai

cheap-monday-blackwhite-cheap-monday-monochrome-maxi-dress-product-1-2950892-286793412_large_flex

5. Gaun & Rok Mini

Mini Shirt dan gaun serta beragam pilihan sepatu cantuk merupakan gaya yang keren untuk pemilik kaki jenjang. Namun bagi wanita berpostur pendek, Anda akan lebih aman memakai rok atau gaun dengan panjang tepat di atas lutut.

gaun-dan-rok-mini-lazada-indonesia

 

6. Celana Dengan Proporsi Yang Tepat

Celana panjang seperti jeans dan bahan adalah bawahan yang paling sering kita pakai setiap harinya. Sebagai wanita bertubuh pendek bentuk celana terbaik ialah celana model boot cut atau jens dengan jenis melebar dibawah. Hindarilah celana yang mengerucut dibawah atau seluruhnya lebar.

jins-boot-cut-lazada-indonesia

7. Hindari Celana Ngatung

Celana “ngatung” adalah salah satu model celan yang mesti dihindari untuk postur tubuh pendek karena akan membuat kaki seakan lebih tebal. Sedangkan, celana panjang dengan model menutupi seluruh bagian mata kaki sampai sepatu Anda akan membuat kaki semakin terlihat panjang.

cropped-jeans-lazada-indoensia

8. Hindari Bahan Tebal

semakin tebal baju, gaun atau celana Anda maka wanita pendek akan terlihat semakin lebar dan pendek. Jadi pastikan memiliki bahan yang tipis dan enteng untuk Anda pakai

thin-dress-lazada-indonesia

9. Pilih Belt tipis

Memakai ikat pinggang yang besar akan membuat tubuh Anda seakan ter-blok dan membuat ilusi tubuh yang pendek. Jika Anda berencana memakai belt, maka pilihlah model yang tipis kecil sehingga tidak akan membuat penampilan Anda termakan oleh belt Anda sendiri.

belt-ikat-pinggang-wanita-lazada-indonesia-1

10. Gunakan Pakaian Berwarna Gelap

Pakaian berwarna gelap akan membuat Anda tampil lebih sleek dan ramping. Memakai baju berwarna hitam akan menciptakan siluet yang tegap dan tinggi bagi wanita bertubuh pendek

baju-hitam-lazada-indonesia (1).jpg

11. Hindari Tas Yang Terlalu Besar

Bagi wanita bertubuh pendek, memilih aksesoris fashion juga mesti hati-hati. Tas yang terlalu besar akan “memakan” tubuh pendek Anda, proporsi tas yang terlalu besar akan membuat kesan bantet pada penampilan. Tas kecil yang cantik dan seimbang dengan ukuran tubuh akan memberikan kesan bahwa tubuh Anda lebih besar dari yang sebenarnya.

tas-wanita-besar-lazada-indonesia1.jpg

12. Pakaian Bergaris Vertikal

Tips yang satu ini merupakan teori lama namun hasilnya sangat baik. Gunakanlah atasan dengan garis vertikal karena akan menciptakan ilusi tubuh yang panjang, sebaliknya garis horizontal akan membuat tubuh Anda semakin lebar. Tidak perlu memakai celana dan baju bergaris vertikal sekaligus, cukup baju saja atau celana saja.

baju-garis-horizontal-lazada-indonesia-1

13. Gunakan Sepatu Lancip

sepatu-pointed-lancip-lazada-indonesia-1

Hair Fashion Terkini

macam-macam-warna-cat-rambut

Rambut adalah sebuah mahkota yang sangat berharga dari seorang wanita. Seorang wanita dengan rambut yang indah tentunya dapat menarik perhatian serta dapat menambah rasa percaya diri kita. Untuk menjaga agar rambut nan indah tersebut menjadi lebih indah lagi, diperlukan perawatan

Gaya Rambut memang sekarang ini menjadi trend dan merupakan suatu hal yang harus dilakukan oleh seorang wanita untuk mempercantik tubuhnya. Nah dalam memilih gaya rambut banyak sekali yang harus diperhatikan, yaitu salah satunya bentuk wajah. Bentuk wajah yang berbeda beda membuat kita harus memilah milah model rambut yang sesuai dengan kehendak kita dan tentunya sesuai juga dengan bentuk wajah kita.

Kemudian disamping itu pemilihan untuk warna rambut juga tak kalah menjadi   trend  saat ini, berikut macam- macam  trend  warna rambut masa kini :

 

c99c177d9a2b2ed2cc06499955dee59cgranny_silver_gray_hair_colors_ideas_tips_for_dyeing_hair_grey70model-rambut-ombre-panjangwarna-rambut-semi-gold

 

Semoga menjadi pilihan yang terbaik dalam tatanan rambut kalian dan jangan lupa tetep dijaga perwatan rambut agar tidak rusak. 🙂

ETIKA PROFESI PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH

logo-ikatan-pejabat-pembuat-akta-tanah-ippat

 

1.Peranan pejabat pembuat akta tanah (PPAT)

2.Jenis-jenis perbuatan hukum yang memerlukan PPAT

3.Kode etik profesi PPAT

4.Kewajiban PPAT

5.Larangan PPAT

6.Hal-hal yang dikecualikan  oleh PPAT

7.Sanksi-sanksi kepada PPAT

PERANAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT)

Menurut Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah korelasi lembaga jabatan PPAT dengan pelaksana administrasi pertanahan  semakin jelas. PPAT adalah Pejabat yang membuat akta mengenai perjanjian yang bermaksud memindahkan hak atas tanah sebagai tanggungan. Dengan terlihat adanya kewajiban PPAT dalam jangka 7 hari terhitung sejak tanggal penandatanganan akta tentang adanya peralihan hak atas tanah pada Kantor Pertahanan setempat.

JENIS-JENIS PERBUATAN HUKUM  YANG MEMERLUKAN PPAT :

1.Akta jual tanah

2.Akta hibah

3.Akta Tukar-menukar

4.Akta pemasukan kedalam perusahaan

5.Akta pembagian hak bersama

6.Akta pemberian hak tanggungan

7.Akta pendirian hak guna bangunan atas tanah hak milik

8.Akta pemberian hak pakai atas tanah milik

9.Surat kuasa membebankan hak tanggungan

KODE ETIK PROFESI PPAT

Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) telah merumuskan tentang kode etik profesi PPAT yang berlaku bagi para PPAT penggantinya, baik dalam rangka melaksanakan Tugas jabatan maupun kehidupan sehari-hari.

IPPAT diakui oleh pemerintah sebagai badan hukum yang merupakan wadah pemersatu bagi setiap orang yang memangku dan menjalankan tugas jabatan sebagai PPAT yang menjalankan fungsi sebagai pejabat umum.

A.KEWAJIBAN PPAT

1.Berkepribadian baik dan menjunjung tinggi martabat dan kehormatan PPAT;

2.Senantiasa menjunjung tinggi dasar negara dan hukum yang berlaku serta bertindak sesuai dengan makna sumpah jabatan, kode etik, dan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar;

3.Mengutamakan pengabdian kepada kepentingan masyarakat dan negara;

4.Memiliki perilaku profesional dan ikut berpartisipasi dalam pembangunan nasional, khususnya dalam bidang hukum;

5.Bekerja dengan penuh tanggungjawab, mandiri, jujur, dan tidak berpihak;

6.Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada mayarakat yang memerlukan jasanya;

7.Memberikan penyuluhan hukum kepada masyarakat yang memerlukan jasanya dengan maksud agar masyarakat menyadari hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan anggota masyarakat

8.Memberikan jasanya kepada anggota masyarakat yang tidak/kurang mampu secara Cuma-Cuma

9.Bersikap saling menghormati, menghargai serta mempercayainya dalam suasana kekeluargaan dengan sesama sejawat

10.Menjaga dan membela kehormatan serta nama korps PPAT atas dasar solidaritas dan sikap tolong-menolong secara konstruktif

11.Bersikap ramah dengan pelaksanaan tugas jabatannya

12.Menetapkan suatu kantor yang merupakan satu-satunya kantor bagi PPAT yang bersangkutan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

13.Melakukan perbuatan-perbuatan untuk ditaati dan dilaksanakan namun tidak terbatas pada ketentuan-ketentuan

a)Peraturan  perundang-undangan yang mengatur PPAT

b)Isi sumpah Jabatan

c)Anggaran dasar , anggaran rumah tangga, ataupun keputusan-keputusan yang telah sitetapkan oleh perkumpulan IPPAT. Mis: membayar iuran, membayar uang dulu manakala anggota PPAT meninggal dunia.

  1. LARANGAN PPAT

1.Membuka atau mempunyai kantor cabang atau kantor perwakilan;

2.Secara langsung mengikutsertakan atau menggunakan perantara-perantara dengan mendasarkan pada kondisi-kondisi tertentu;

3.Mempergunakan media massa sebagai promosi;

4.Melakukan tindakan-tindakan yang mengiklankan diri, tetapi tidak terbatas pada tindakan pemasangan iklan untuk keperluan/propaganda. Mis: memasang iklan didalam surat kabar pada saat penerbitan perdana suatu kantor, perusahaan biro jasa. Mengirim karangan bunga. Dll

5.Memasang papan nama dengan bentuk diluar batas-batas kewajaran.

6.Mengadakan usaha-usaha yang menjurus kearah timbulnya persaingan yang tidak sehat dengan rekan PPAT,

7.Melakukan perbuatan ataupun persaingan yang merugikan sesama rekan PPAT, baik moral ataupun material yang mencari keuntungan bagi diri-sendiri

8.Mengajukan permohonan baik lisan maupun tulisan kepada insatnsi-instansi untukl ditetapkan sebagai PPAT dari instansi tersebut.

9.Menerima/memenuhi permintaan dari seseorang unutk pembuatan akta yang rancangannya telah dipersiapkan oleh PPAT yang lain, kecuali sudah menadaptkan ijin dari PPAT pembuat rancangan.

  1. menjelek-jelekkan atau mempermasalahkan rekan PPAT

11.Jika  PPAT mendapat kesalahan-kesalahn seseorang rekan PPAT  yang membahayakan klien maka PPAT tersebuat wajib memberitahukan kepada rekan dengan tidak bersifat unutk mencegah timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan. Dan memberikan kejelasan mengenai hal-hal yang harus diperbaiki.

12.Menahan berkas seseorang

13.Membujuk dan memaksa klien dengan cara bentuk apapun  untuk pindah ke PPAT lain.

14.Membentuk kelompok didalam tubuh IPPAT , dan kemungkinan menutup bagi PPAT lain untuk berpartisipasi

Hal-hal yang dikecualikan yang tidak melanggar kode etik PPAT:

1.Pengiriman kartu pribadi dari anggota yang berisi ucapan selamat ulang tahun, kelahiran anak, keagamaan dll

2.Pembuatan nama anggota oleh perum Telkom atau pendanaan yang ditugasi dalam lembaran kuning dalam buku usaha.

3.Menggunakan kalimat, pasal, rumusan-rumusan yang terdapat dalam akta yang dibuat oleh atau dihadapan anggota lain dan sudah menjadi miliki klien

Adapun sanksi-sanksi yang diberikan kepada anggota PPAT yang terbukti melanggar kode etik adalah :

1)Teguran kepada anggota yang bersangkutan

2)Peringatan (kartu kuning)

3)Skorsing dari keanggotaan PPAT

4)Pemberhentian dengan tidak hormat dari anggota IPPATlogo-ikatan-pejabat-pembuat-akta-tanah-ippat

Kode Etik Profesi NOTARIS

Peranan Notaris dalam kehidupan masyarakat

Notaris adalah seorang pejabat yang ditunjuk oleh negara (pemerintah) untuk melayani warga masyarakat dalam pembuatan suatu komitmen atau perjanjian antar para pihak.

Artinya, dalam hal ini posisi dari seorang notaris di dalam kehidupan bermasyarakat adalah mencegah terjadinya perselisihan yang ditimbulkan dari hubungan komitmen atau perjanjian tersebut yang bersumber karena ada perjanjian yang tidak tertulis.

Dalam Pasal 15 huruf (b) Undang – Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, seorang notaris memiliki kewenangan untuk :

a.Mengesahkan tanda tangan dengan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus

b.Membukukan surat di bawah tangan dengan mendaftarkan dalam buku khusus

c.Membuat salinan dari asli surat – surat di bawah tangan berupa salinan surat yang bersangkutan

d.Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya

e.Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta

f.Membuat akta berkaitan dengan pertanahan, atau membuat akta risalah lelang.

 Kode Etik Notaris

1.Etika Notaris Dalam Menjalankan Profesinya

Di dalam menjalankan profesinya, seorang notaris :

a.Harus bersikap tidak memihak atau netral habis – habisan

b.Dituntut memberikan pelayanan hukum terhadap masyarakat yang memerlukan jasanya

c.Memberikan bimbingan dan penyuluhan hukum kepada masyarakat

d.Dilarang menjadikan dirinya sebagai alat dari orang atau pihak lain

e.Dilarang untuk menahan akta autentik yang dibuatnya demi kepentingannya

2. Seorang Notaris Harus Bekerja Secara    Profesional

Demi keprofesionalannya, maka seorang notaris harus memerhatikan kode etik profesinya, yaitu :

1.Dilarang membuat akta yang terlebih dahulu dipersiapkan oleh notaris lain

2.Penandatanganan akta harus di hadapan notaris

3.Dilarang membuat akta di luar wilayah jabatan

4.Dilarang memasang papan nama di depan atau di lingkungan kantor notaris melebihi ketentuan yang ditentukan

5.Dilarang melakukan pemasangan tarif yang tidak sehat

3. Etika Profesi Hubungan Antara Sesama Notaris

Sesama notaris harus memerhatikan dan menjalankan kode etik  di dalam menjalankan profesinya, yaitu :

a.Notaris dengan sesama rekan notaris hendaklah saling hormat – menghormati.

b.Notaris tidak mengkritik, menyalahkan akta – akta yang dibuat oleh rekan notaris lainnya.

c.Notaris tidak membiarkan rekannya berbuat salah dalam jabatannya

d.Notaris tidak menarik karyawan notaris lainnya secara tidak wajar

e.Notaris tidak melakukan perbuatan ataupun persaingan yang merugikan sesama rekan notaris

f.Notaris tidak dibenarkan mempergunakan calo (perantara) yang mendapatkan upah daripadanya.

g.Notaris dilarang mengadakan persaingan tidak sehat

h.Notaris harus saling menjaga dan membela kehormatan dan nama baik korps notaris

C. Sanksi terhadap Pelanggaran Kode Etik Notaris

1.Etika dan Akibat Pelanggaran Etika

Kode etik notaris merupakan seluruh kaedah moral yang menjadi pedoman dalam menjalankan jabatan notaris.

 

Ikatan Notaris Indonesia (INI) sebagai perkumpulan organisasi bagi para notaris, mempunyai peranan yang sangat penting dalam penegakan pelaksanaan kode etik profesi bagi para notaris, melalui Dewan Kehormatan yang mempunyai tugas utama untuk melakukan pengawasan atas pelaksanaan kode etik.

 

Mekanisme Pengaduan terhadap Notaris

1.Pihak Pelapor dapat menyampaikan laporannya kepada Majelis Pengawas Daerah atau Majelis Pengawas Wilayah (Majelis Pengawas dibentuk oleh Menteri).

2.Majelis Pengawas Daerah membuat laporan pengaduan kepada Majelis Pengawas Wilayah.

3.Majelis Pengawas Wilayah memanggil Notaris yang bersangkutan.

4.Majelis Pengawas Wilayah mengadakan pemeriksaan dan sidang pelanggaran kode etik Notaris.

5.Jika terbukti bersalah, maka Notaris teradu diberi sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukannya.

Mengenai sanksi yang dijatuhkan kepada notaris sebagai pribadi, menurut Pasal 85 Undang – Undang Jabatan Notaris, sanksi dapat berupa :

a)Teguran lisan

b)Teguran tertentu

c)Pemberhentian sementara

d)Pemberhentian dengan hormat

e)Pemberhentian dengan tidak hormat

2. Pelaksanaan Tugas Notaris Berkaitan dengan Kode Etik Notaris

Menurut Muhammad, sebagaimana dikutip Nico (Abdul Ghofur Anshori, 2009:48), notaris dalam menjalankan tugas jabatannya :

a.Notaris dituntut melakukan pembuatan akta dengan baik dan benar

b.Notaris dituntut menghasilkan akta yang bermutu

c.Berdampak positif

Maka dapat ditarik garis pemahaman bahwa :

a.Kewenangan notaris dalam pembuatan akta notaris bukan berarti notaris dapat secara bebas sesuai kehendaknya untuk membuat akta otentik tanpa adanya para pihak yang meminta untuk dibuatkan akta

b.Ketidaknetralan notaris dalam membuat suatu akta dapat menjadikan notaris dikenai tanggung jawab atas materi akta yang dibuatnya

c.Sanksi sebagai bentuk upaya penegakan kode etik notaris atas pelanggaran kode etik didefenisikan sebagai suatu hukuman yang dimaksudkan sebagai sarana, upaya, dan alat pemaksa ketaatan dan disiplin notaris.

ETIKA PROFESI

Pekerjaan adalah Rahim dari Karakter sosial manusia

—Makna pekerjaan tidak terbatas pada orang yg bekerja itu sj. Melalui pekerjaan, manusia membuktikan dirinya sebagai makhluk sosial. Tidak mungkin setiap  org menghasilkan sendiri apa saja yg dibutuhkannya. Utk memenuhi kebutuhan2, kita tergantung dari hasil pekerjaan kita. Begitu jg org lain, membutuhkan hasil pekerjaan kita (Suseno, 2000 : 92).

—Kita merasa dihormati apabila hasil kerja kita diterima oleh orang lain. Pekerjaan adalah jembatan antar manusia. Tampak manusia pada hakikatnya bersifat sosial dan rahin dari sifat atau karakter sosial seseorang ini tidak lain adalah pekerjaan (Susesno, 2000 : 92-93)

—Pekerjaan tidak hanya menjembatani jarak antar manusia yg sezaman, tetapi yg lebih penting lagi adalah Dimensi Historis Pekerjaan. Dunia yg kita warisi dimana-mana menunjukkan jejak pekerjaan generasi-generasi sebelumnya, apakah itu teras2 sawah atau puing2 bangunan kuno (Suseno, 2000 : 93).

—Pekerjaan bertujuan pada penghasilan sehingga pekerjaan dalam perkembangannya mengalami Kapitalisasi.

—Orang yg tidak memiliki profesi dapat menomorduakan sisi karakter kesosialan manusia (yg sarat dgn segi2 moralitas) dan menjalankan pekerjaan ny dgn semata-mata memburu profit sementara sisi karakter sosial seseorang dinomorsekiankan???

—Jawabannya meskipun pekerjaan itu di orientasikan pada profit, namun pekerjaan itu harus dilakukan secara etis atau beretika.

—

—Orang yg tidak memiliki profesi dapat menomorduakan sisi karakter kesosialan manusia (yg sarat dgn segi2 moralitas) dan menjalankan pekerjaan ny dgn semata-mata memburu profit sementara sisi karakter sosial seseorang dinomorsekiankan???

—Jawabannya meskipun pekerjaan itu di orientasikan pada profit, namun pekerjaan itu harus dilakukan secara etis atau beretika.

—

—Baik dan buruk dalam arti etika seperti dimaksudkan dalam contoh tersebut, memainkan peranan dalam hidup setiap manusia. Ilmu2 antropologi budaya dan sejarah memberitahukan kita bhw pada semua bangsa dan dalam segala zaman ditemukan keinsafan ttg baik dan buruk, ttg apa yg harus dilakukan dan tidak dilakukan.

—Tidak semua bangsa dan zaman memiliki pengertian  yg sama mengenai baik dan buruk.

—Ada bangsa/kelompok sosial yg mengenal “tabu”; sesuatu yg dilarang keras (misalnya membunuh binatang tertentu,) sedangkan pada bangsa atau kelompok sosial lainnya, perbuatan2 yg sama tidak terkena larangan  apapun. Sebaliknya, ada hal2 yg di zaman dahulu sering dipraktikkan dan dianggap biasa saja, tetapi ditolak sebagai tidak etis oleh hampir semua bangsa beradab saat ini.  Cth : kolonialisme, Diskriminasi terhadap kaum perempuan, perbudakan.

—Moralitas merupakan suatu dimensi nyata dalam hidup setiap manusia, baik pada tahap perorangan maupun pada tahap sosial. Manusia harus diakui memiliki rasio dan karena rasionya tersebut manusia kemudian merumuskan moral demi kelangsungan hidupnya. Moralitas harus ada dalam diri manusia jika ingin dikatakan sebagai manusia, dan bukan binatang.

—Untuk mengerti perbedaan manusia dan binatang, perlu disimak kata2 berikut :

“Harus” dalam sebutan “harus dilakukan”. Ada 2 mcm keharusan, Alamiah dan Moral.

Gelas yg dilepaskan dari tangan saya “harus” jatuh.

Buku yg telah dibaca “harus” dikembalikan lagi ke tempatnya.

“Harus” yg pertama : Hukum Alamiah

  • Berdasarkan Hukum Alam
  • Dijalankan secara otomatis (dengan sendirinya)
  • Tidak perlu ada pengawasan dr instansi, agar hal itu terjadi.

“Harus” yg kedua : Hukum Moral.

  • Tidak dijalankan dgn sendirinya
  • Himbauan kepada kemauan manusia.
  • Mengarahkan diri kepada kemauan manusia dgn menyuruh manusia utk melakukan sesuatu.
  • Mewajibkan manusia

Keharusan moral adalah kewajiban. Keharusan

moral didasarkan pada kenyataan bhw manusia

mengatur tingkah lakunya menurut kaidah2 atau

norma2. Norma-norma adalah hukum, tapi manusia

harus menaklukkan diri pada norma2 itu. Manusia

harus menerima dan menjalankannya.

—Moralitas dalam arti kata yg sebenarnya, tidak memegang peranan dalam hidup seekor binatang (Bertens, 1997 : 14-15)

—Berangkat dari uraian moral tersebut, jika pekerjaan hny diorientasikan utk mencari profit (mencari makan dan kepuasan biologis) tnp memperdulikan moralitas dan etika, maka tidak berlebihan org yg bekerja tersebut menyandang “ identitas” tidak lebih dari seekor binatang.

—Berangkat dari sini pula kiranya dapat menyepakati bhw baik pekerjaan ataupun profesi, harus memiliki kode etik demi kepentingan manusia itu sendiri.

LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL PERUSAHAAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Manajemen strategi perubahan merupakan keputusan manajerial dan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penetapan kinerja jangka panjang organisasi, yang meliputi analisa lingkungan internal dan eksternal, disertai perumusan visi dan misi serta tujuan organisasi guna menghadapi lingkungan tersebut. Lingkungan disini termasuk dalam lingkungan eksternal dna internal perusahaan.
Kemajuan suatu usaha merupakan tujuan penting dalam suatu organisasi atau perusahaan. Berbagai strategi dan upaya-upaya yang berorientasi untuk memajukan usaha tersebut tentunya tidak pernah terlepas dari kegiatan ataupun usaha manajemen dalam mengatur serta mengendalikan usaha-usaha guna mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Salah satu factor penting dalam suatu manajemen adalah upaya/langkah dalam pengambilan keputusan bagi seorang menejer suatu perusahaan. Seorang manajer tentunya harus menganalisis berbagai situasi dan kondisi yang akan berpengaruh dan berdampak pada keputusan yang akan diambil nantinya.
Dalam suatu kegiatan usaha yang berskala besar maupun kecil, perlu adanya kehati-hatian dan kesiapan dalam menentukan suatu kebijakan sehingga nantinya kendala serta resiko usaha yang timbul akan dapat diantisipasi seminimal mungkin. Apa lagi bagi perusahaan besar yang memiliki kompleksitas permasalahan yang cukup rumit serta berbagai pengaruh yang besar bagi berlangsungnya usaha, karyawan, serta lingkungan masyarakat maupun bernegara. Tentunya di perlukan suatu analisa yang yang jeli serta strategi-strategi yang tepat dalam pengambilan suatu keputusan.
Pengambilan suatu keputusan dalam tingkatan manajer maupun top manajeman sangat di pengaruhi oleh berbagai faktor. Baik faktor internal maupun eksternal. Lingkungan eksternal dan lingkungan internal mempunyai peran yang cukup penting dalam usaha pengambilan keputusan guna mewujudkan visi perusahaan ataupun organisasi. Interaksi antar lingkungan internal maupun eksterrnal akan sangat mempengaruhi kemampuan serta strategi-strategi penting bagi para pengambil keputusan. Oleh Karena itulah perlu adanya pemahaman serta pengetahuan tentang kondisi serta hal-al apa saja yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan khususnya tentang lingkungan eksternal yang nantinya akan dibahas pada makalah kami ini.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, terdapat beberapa permasalahan yang muncul antara lain:
1. Faktor-faktor apa sajakah yang termasuk kedalam lingkungan eksternal dalam pengambilan suatu keputusanmaupun dalam strategi perusahaan?
2. Bagaimanakah gambaran tenatng pengaruh serta upaya-upaya yang perlu di ambil dalam mengahdapi berbagai kondisi usaha yang selalu berubah-ubah?

1.3.Batasan Masalah
Untuk mencegah dan mengantisipasi munculnya berbagai permasalahan yang berkaitan dengan lingkunngan eksternal dalam manajemn strategi ini, maka batasan masalah dari penulisan makalah ini adalah : “Berkaitan dengan pengenalan serta hal-hal yang termasuk kedalam faktor lingkungan Eksternal”.

1.4. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Memberikan tambahan pengetahuan terkait dengan lingkungan eksternal yang perlu dianalisis dalam pengambilan suatu keputusan .
2. Memberikan kemudahan bagi para pihak serta rekan-rekan mahasiswa dalam melatih dan mengimplementasikan berbagai kondisi eksternal yang perlu dikaji dalam menentukan berbagai permasalahan yang mungkin memerlukan keputusan yang tepat dan menguntungkan.

 

 
BAB II
PEMBAHASAN

 

2.1. Pengertian lingkungan internal

Definisi yang populer mengidentifikasi lingkungan sebagai segala sesuatu yang berada di luar batas organisasi. Secara garis besar sebuah perusahaan akan dipengaruhi oleh lingkungan perusahaan dimana lingkungan tersebut dapat dibagi kedalam dua bagian besar, yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Faktor internal mencakup kekuatan dan kelemahan di dalam internal perusahaan itu sendiri. Penyusunan strategi perusahaan yang tepat harus memperhatikan betul-betul apa kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya selain memperhatikan faktor eksternal.

Analisis lingkungan internal perusahaan merupakan analisis yang berguna dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan atas dasar sumber daya dan kapabilitas yang dimilikinya.

Lingkungan internal:

  • Memiliki dua variabel yakni kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness).
  • Mencakup semua unsur bisnis yang ada di dalam perusahaan seperti struktur organisasi perusahaan, budaya perusahaan dan sumber daya.

 

2.2. Analisis Internal (The Internal Assessment )

Tujuan analisis lingkungan adalah untuk dapat mengerti dan memahami lingkungan organisasi sehingga manajemen akan dapat melakukan reaksi secara tepat terhadap setiap perubahan, selain itu agar manajemen mempunyai kemampuan merespon berbagai isu kritis mengenai lingkungan yang mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap perusahaan.

 

 

Lingkungan Internal, ialah lingkungan dalam perusahaan yang perlu diidentifikasi kekuatan dan kelemahannya, yang meliputi:

  1. Relationships among the  functional areas of business
  2. Management
  3. Marketing
  4. Finance/Acounting
  5. Production/operation
  6. Research and development
  7. Computer information system
  8. Human Resources

Disamping faktor-faktor di atas, faktor internal lainnya adalah budaya organisasi, yang meliputi:

  1. Menjunjung nilai-nila luhur standar etka moral, ilmu pengetahuan, dan profesi.
  2. Membantu pengembangan manusai secara optimal, baik dilingkungan pendidikan maupun amsyarakat.
  3. Mengembangkan ilmu secara bertangung jawab dan berkesinambngan serta menjadikan budaya belajar (learning culture) da peningkatan mutu diri yang berkesinambungan (continuous quality improvement) sebagai falsafah hidup.
  4. Mengembangkan ilmu bagi kepentingan dan kesejahteraan umat manusia tanpa membedakan agama dan suku bangsa.
  5. Memperlakukan manusia sesuai dengan martabat dan harkatnya.

 

Analisa lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui tingkat daya saing perusahaan berdasarkan kondisi internal perusahaan berdasarkan kondisi internal perusahaan. Faktor internal perusahaan sepenuhnya dapat dikendalikan sehingga kelemahan yang diketahuinya dapat diperbaiki.

Analisa internal menurut Porter yang dikenal dengan rantai nilai yang memposisikan perusahaan pada matriks strategi generik dan menemukan keunggulan bersaing perusahaan melalui analisa kompetensi inti. Rantai nilai ini mensyaratkan bahwa untuk mencapai suatu margin, perusahaan harus didukung oleh kegiatan utama dan penunjang.

 

Kegiatan utama merupakan aktivitas utama perusahaan, meliputi fungsi :

  • Logistik Kedalam. Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan penerimaan, penyimpanan, informasi mengenani : Gudang, persediaan atau jadwal pengiriman.
  • Operasi. Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan transformasi input produksi menjadi produk akhir, yang meliputi : permesinan, perakitan, pengetesan, pengepakan, dan pemeliharaan mesin/peralatan.
  • Logistik Keluar. Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan pengumpulan, penyimpanan, dan distribusi produk ke konsumen.
  • Pemasaran dan Penjualan. Menyediakan fasilitas sehingga konsumen dapat membeli produk, dan mencakup pula kegiatan seperti : periklanan, penjualan, penentuan harga, jalur distribusi, dan promosi.
  • Pelayanan. Menyediakan pelayanan untuk memelihara dalam hal ini nilai dari produk yang mencakup : instalasi, pelatihan, penyediaan suku cadang, perbaikan dan pemeliharaan.

Fungsi  penunjang  merupakan  aktivitas pendukung perusahaan yang meliputi :

  • Pengadaan. Merupakan fungsi dari bagian pengadaan, yang mencakup semua prosedur pembelian dengan pemasok, yang melibatkan antar perusahaan.
  • Pengembangan Teknologi. Tidak hanya pengembangan teknologi dalam hal mesin dan proses saja tetapi juga pengetahuan / keahlian, prosedur dan sistem.
  • Manajemen Sumber Daya Manusia. Termasuk didalamnya semua aktivitas perekrutan, pelatihan, pengembangan, dan penilaian karyawan.
  • Infrastruktur Perusahaan. Meliputi manajemen secara umum, perencanaan dan keuangan, pengendalian kualitas, dan sistem informasi. Infrastruktur perusahaan mendukung semua aktivitas rantai nilai, yang dapat membantu perusahaan dalam mencapai keunggulan bersaing.

Komponen utama untuk mencapai keunggulan bersaing adalah kompetensi inti perusahaan yang mengandalkan asset atau skill. Prahalad menggambarkan kompetensi inti sebagai akar pendukung sebuah pohon, dahannya adalah produk inti dan rantainya adalah bisnis. Dengan kompetensi inti yang merepresentasikan kesatuan asset dan teknologi, perusahaan akan mampu membentuk nilai optimal bagi konsumen maupun perusahaan, memposisikan diri secara khas atas pesaing, kemampuan memperluas pasar, dan antisipasi proaktif terhadap perusahaan.

Langkah 1: Identifikasi faktor-faktor Strategik Intern

 

Apa saja faktor-faktor strategik itu, dimana dan dari mana berasal, mana yang perlu dievaluasi secara teliti, karena merupakan kekuatan dan kelemahan dan sebagai landasan bagi strategi y.a.d.

 

Faktor-faktor kekuatan dan kelemahan potensial itu menurut Robinson (1997:238-230), mencakup:

  1. Pemasaran
  2. Keuangan dan Akunting
  3. Produksi, Operasi dan Teknik
  4. Personalia
  5. Manajemen Mutu
  6. Sistem Informasi
  7. Organisasi dan Manajemen Umum
  8. Layanan
  9. Pengembangan Teknologi
  10. Manajemen Sumberdaya Manusia
  11. Logistik kedalam

Langkah 2-3 : Evaluasi Faktor-faktor Strategik Intern

  1. Membandingkan kinerja dengan masa lalu
  2. Perubahan dalam tahap-tahap evolusi organisaisi/perusahaan
  3. Perbandingan dengan pesaing
  4. Perbandingan dengan fakgtor-faktor kunci sukses dalam industri

 

 Menganalisis dan Memilih Strategi (StrategyAnalysis and Choice)

ST strategi yaitu menggunakan kekuatan untuk mengatasi tantangan eksternal.
WT strategi merupakan taktik defensi yang langsung dimaksudkan untuk mengurangi kelemahan dan menghindari tantangan lingkungan.

 

Untuk menentukan dan memilih setrategi yang paling tepat perlu dilakukan analisis situasi sebagai beriktut:

 

Internal Situation Analisys

 

Internal Strategic Factors Weighted Rating Weighted Score Comments
STRENGHT

1.

2.

3.

4.

Dst.

WEAKNESS

1.

2.

3.

4.

Dst.

 

 

 

 

 

 

 

2.3. Lingkungan Eksternal Organisasi 

Lingkungan eksternal merupakan factor penting yang perlu dikaji dalam penentuan pengambilan suatu keputusan. Pengenalan dan pemahaman tentang berbagai kondisi serta dampaknya menjadi hal mutlak yang harus ditelaah lebih lanjut dikarenakan oleh beberapa hal diantranya :
a. Jumlah dari faktor yang berpengaruh tidak constant melainkan selalu berubah-ubah.
b. Intensitas dampaknya beraneka ragam.
c. Faktor tersebut bisa menajadi suatu kejutan yang tidak dapat diperhitungkan sebelumnya betapa pun cermatnya analisis “SWOT” yang dilakukan.
d. Kondisi eksternal yang berada di luar kemampuan organisasi untuk mengendalikannya
Teori manajemen strategic mengatakan bahwa faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan strategik tentang arah yang hendak ditempuh, dapat di kategorikan dalam 2 kategori yaitu :
1. Faktor –faktor eksternal yang “Jauh”
2. Faktor-faktor eksternal; yang “Dekat”

2.4.  Lingkungan Eksternal Yang “ Jauh”

Faktor-faktor lingkungan eksternal yang “Jauh” pada intinya merupakan faktor-faktor yang bersumber dari luar organisasi dan biasanya timbul terlepas dari situasi operasional yang dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan, akan tetapi mempunyai dampak pada proses manajerial dan operasional dalam organisasi ( perusahaan) tersebut. Faktor-faktor lingkungan eksternal yang “Jauh” meliputi beberpa faktor yaitu :

  1. Pertimbangan-pertimbangan Ekonomi
    Pertimbangan ekonomi yang perlu dianalisa dalam pengambilan suatu kebijakan/ keputusan adalah berbagai faktor di bidang ekonomi dalam lingkungan mana suatu perusahaan bergerak atau beroperasi. Adapun hal-hal yang perlu diperhitu  ngkan dan dipertimbangkan dalam pengambilan suatu keputusan yaitu :
    v Perkembangan global di bidang ekonomi
    v Pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan
    v Kehadiran korporasi multinasional
    v “Kejutan” di bidang energi,dan
    v Pendanaan .

    b. Faktor-faktor Politik
    Faktor-faktor politik yang berpengaruh pada pengelolaan suatu bisnis antara lain berarti adalah para pengambil keputusan stratejik perlu memahami percaturan kekuatan dan pengaruh yang terjadi dalam suatu masyarakat bangsa di lingkungan mana ia bergerak, termasuk percaturan kekuasaan dan kekuatan yang terjadi di kalangan para politisi dan para negarawan. Hal ini berkaitan dengan kebijkan-kebijakan yang menyangkut hajat hidup rakyat banyak, serta penentuan kebijakan-kebijakan dalam suatu sistem-sistem tertentu yang diambil oleh para pemegang kekuasaan pada suatu periode tertentu.

 

Indonesia yang menganut paham demokrasi dengan ciri utamanya antara lain ialah bahwa kedaulatan nasional berada di tangan rakyat secara berkala di selenggarakan pemilihan umum yang merupakan mekanisme politik bagi rakyat untuk menentukan pilihan kekuatan sosial yang akan dipercaya untuk menjalankan roda pemerintahan pada kurun waktu tertentu. Hasil dari pemilihan umum tersebut dapat mengakibatkan dua situasi yang dilematis yakni :
1. Partai politik yang sedang berkuasa memperoleh kepercayaan lagi untuk memegang kendali pemerintahan negara untuk kurun waktu berikutnya, atau,
2. Terjadi pergantian partai yang yang dipercayakan menjalankan roda pemerintahan negara untuk periode berikutnya.
Selain pengenalan terhadap dampak dari faktor-faktor politik domestik, tentunya penting pula untuk mengetahui dan mengenal dampak dari faktor-faktor politik yang timbul secara regional, bahkan global. Pemahaman tersebut mutlak diperhitungkan dan diperlukan karena mempunyai implikasi yang harus diperhitungkan terhadap berbagai segi perekonomian secara domestik. Contohnya seperti hal-hal yang menyangkut kegiatan ekspor-impor, penanaman modal asing, pemanfaatan teknologi, kebijaksanaan tarif, penggunaan tenaga kerja asing, serta persyaratan mutu produk yang dihasilkan dan dipasarkan secara regional dan internasional .

c. Faktor-faktor Sosial
Dalam berbagai interaksi yang terjadi antara satu perusahaan dengan aneka ragam kelompok masyarakat yang dilayaninya, dampak dari faktor-faktor sosial sangat penting untuk di sadari oleh para pengambil keputusan. stratejik. Berbagai faktor seperti keyakinan, system nilai yang dianut, sikap, opini dan bahkan gaya hidup harus dikenali secara tepat. Kondisi sosial yang selalu berubah-ubah menjadi suatu hal penting yang harus di respon sedemikian rupa oleh para pengambil keputusan guna memanfaatkan peluang-peluang yang muncul maupun mengendalikan resiko usaha yang terjadi. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat tercermin dalam beberapa hal diantaranya:
a. Pandangan tentang pemanfaatan waktu senggang.
b. Gaya memilih dan menggunakan busana.
c. Penggunaan produk yang sedang “trendy”
d. Bahan bacaan yang disenangi
e. Bentuk hiburan yang diminati
f. Pola interaksi dalam keluarga,seperti antara suami dan istri, orang tua dan anak-anaknya.
g. Preferensi sekolah dan bidang ilmu yang ditekuni.
h. Makna kehidupan kekaryaan.
Berbagai implikasi daloam bidang social yang ada kaitannya dengan manajemen strategic terlihat pada lima hal yaitu :
1) Pendidikan
2) Fakto kultur
3) Konfigurasi ketenagakerjaan
4) Faktor demografi
5) Etos kerja sebagai faktor sosial.

d. Faktor Teknologi
Pengambilan keputusan stratejik mutlak perlu memahami perkembangan teknologi yang sudah, sedang dan akan terjadi sehingga mampu mengetahui dan menetapkan teknologi mana yang tepat untuk diterapkan dalam segi dan proses bisnis yang akan di lakukan.
Kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi tentunya memberikan sumbangan besar bagi kemajuan serta hasil produksi suatu perusahaan, apalagi jika orientasi para pengambil keputusan stratejik semata-mata orientasi efisiensi, pemanfaatan teknologi akan cenderung semakin meluas dan meliputi makin banyak segi dan proses organisasional. Namun orientasi terhadap kecanggihan teknologi harus di imbangi dengan kemajuan serta pemanfaatan SDM yang tepat, karena tanpa di dukung SDM yang tepat teknologi secanggih apapun tidak dapat beroperasi secara maksimal . Justru terkadang bisa menimbulkan masalah baru bagi usaha tersebut

e. Industri Sebagai Faktor Lingkungan Eksternal yang Turut Berpengaruh
Manajemen stratejik dalam suatu organisasi mutlak untuk mengenali dalam bidang mana perusahaan bergerak dan faktor lingkungan eksternal mana yang turut berpengaruh terhadap jalannya roda perusahaan yang bersangkutan.
Para pakar manajemen stratejik menyoroti lima hal dalam kondisi industri yang harus dikenali dan diperhitungkan, yaitu:
a. Ancaman dari para pendatang baru
b. Faktor Pemasok
c. Faktor Pembeli
d. Faktor Produksi
e. Faktor Persaingan

2.5.Faktor Lingkungan Eksternal Yang ”Dekat”
Faktor lingkungan eksternal yang ”dekat” mempunyai dampak langsung pada operasionalisasi berbagai strategi dan kebijaksanaan suatu perusahaan. Kaitan erat tersebut bukan hanya karena adanya suasana kompetitif dalam suatu usaha, akan tetapi juga berkaitan dengan peluang yang dapat dimanfaatkan, khususnya dalam perolehan sumber dana dan sumber daya yang diperlukan dan dalam memasarkan produk yang dihasilkan. Selain itu pula, faktor-faktor lingkungan eksternal yang ”dekat” pada umumnya dapat dikendalikan, atau paling sedikit dipengaruhi oleh perusahaan yang bersangkutan.
Adapun faktor-faktor eksternal yang ”dekat” dan perlu diperhatikan dalam pengambilan suatu keputusan adalah sebagai berikut :

  1. Kedudukan Kompetitif Perusahaan
    Dalam kondisi dan iklim persaingan,suatu perusahaan perlu melakukan analisis tentang kedudukannya dalam suatu percaturan usaha. Untuk mengetahui kedudukan kompetitif suatu perusahaan, dapat dikaji dan di analisis dengan menggunakan pendekatan ”SWOT”. Dengan mengetahui berbagai hasil analisa tersebut para pengambil keputusan (Top Manajement) harus mampu menentukan kebijkan yang bertujuan untuk mengembangkan usahanya.
    b. Profil para Pelanggan
    Para pengambil keputusan stratejik perlu mengetahui profil yang tepat tentang para pelanggan terutama para calon pengguna produk yang dihasilkan. Para pakar menekankan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh pada profil para konsumen yang perlu dikenali dan dianalisis antara lain ialah
    1. Faktor Geografi
    2. Faktor Demografi
    3. Faktor Psikografi.
    Jika dilihat secara sepintas, faktor ini tidak mempunyai kaitan dengan cara-cara yang seyogianya ditempuh oleh para pengambil keputusan stratejik dalam suatu perusahaan. Secara langusng memang tidak, akan tetapi tetap penting untuk dikenali karena faktor-faktor tersebut pasti berpengaruh pada perilaku mereka dalam memuaskan berbagai kebutuhan dan kepentingannya, yang pada gilirannya tercermin pada cara-cara mereka memuaskan berbagai kebutuhan mereka, termasuk cara mereka mengambil keputusan membeli suatu produk atau tidak.
    c. Perilaku Pembeli
    Pada umumnya, para pembeli suatu produk tertentu pasti menggunakan berbagai pertimbangan dalam membeli/ tidak membeli suatu produk. Pertimbangan antar pembeli yang satu dengan yang lain juga tentunya berbeda. Apakah karena produk itu bersifat primer, sekunder maupun tersier bagi mereka, atau hanya karena adanya gaya hidup ataupun pertimbangan lain yang membuat mereka membutuhkan barang/jasa tersebut. Yang jelas di sini bahwa perilaku para pembeli tidak pernah konsisten dan beragam. Inkonsisten itulah yang menjadi salah satu penyebab utama mengapa profil para pembeli——— dan calon pembeli—-perlu dikenali dengan baik oleh para pengambil keputusan/perusahaan.
    d. Faktor Pemasok
    Posisi para pemasok memiliki peran penting sebagai salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan satu sektor industri, khususnya sektor di mana satu perusahaan bergerak. Selain sebagai faktor eksternal yang ”Jauh”, faktor ini juga masuk dalam faktor lingkungan eksternal ’Dekat” mengingat pengenalan terhadap faktor ini memiliki dampak langsung terhadap pengelolaan suatu perusahaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa para manajer dalam suatu perusahaan mutlak perlu menumbuhkan dan memelihara hubungan khusus yang didasarkan pada saling mempercayai dengan para pemasok bahan mentah atau bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan.
    e. Faktor Penyandang Dana
    Penyandang dana sangat penting dikenali sebagai faktor lingkungan eksternal yang ”dekat” sebab dampaknya yang bersifat langsung. Hubungan dengan pihak penyandang dana pun perlu ditumbuhkan, dikembangkan, dan dipelihara atas dasar saling percaya. Pengenalan terhadap penyandang dana adalah jawaban atas beberapa permasalahan yang muncul sepert:
    1. Penilaian harga saham perusahaan secara tepat.
    2. persepsi yang digunakan para penyandang dana terkait dengan kredibilitas perusahaan peminjam.
    3. Informasi yang tepat tentang situasi permodalan perusahaan
    4. persyaratan peminjaman yang sesuai dengan kemampuan perusahaan dalam guna meraih keuntungan pada tingkat yang wajar.
    5. sikap dan kebijakan para penyandang dana tenatng kemungkinan perpanjangan masa waktu pinjaman.
    6. tingkat suku bunga yang dikenakan atas kredit.
    f. Situasi pasaran kerja sebagai faktor lingkungan
    Sumber daya manusia merupakan unsur yang terpenting dan paling mennetukan dalam berhasil tidkanya suatu organisasi, termsuk organisasi bisnis, pencapaian tujuan dan sasarannya, terutama dalam hal organisasi yang bergerak dalam iklim yang sangat kompetitif. Betapa pun pentingnya perhatian yang harus diberikan oleh para pengambil keputusan stratejik pada unsur-unsur yang lain, perhatian terbesar tetap harus diberikan kepada unsur manusia dalam suatu organisasi/ bisnis.
    Dalam suatu organisasi, semua proses manajeman sumber daya manusia harus ditempuh secara benar dan tepat dimana kesemuanya itu berangkat dari pengakuan dan penghargaan atas harkat dan martabat manusia. Adapun proses sumber daya manusia yang menyangkut perencanaan ketenagakerjaan meliputi :
    1. Penciptaan dan pemeliharaan sistem informasi sumber daya manusia,
    2. Rekrutmen,
    3. Seleksi,
    4. Orientasi dan penempatan,
    5. Sistem imbalan,
    6. Pendidikan dan pelatihan,
    7. Perencanaan dan pengembangan karier,
    8. Pemutusan hubungan kerja,
    9. Pemeliharaan hubungan industrial,dan
    10. Pemensiunan.
    Langkah-langkah yang diambil dalam proses manajeman sumber daya manusia merupakan faktor internal dan mungkin tidak tepat untuk dibahs sebagai bagian dari pengenalan lingkungan eksternal yang ”dekat. Akan tetapi, pengambilan langkah-langkah tersebut secara tepat mutlah perlu dilakukan, mengingat beberpa implikasi yang melandasinya:
    a. mampu menghasilkan tenaga kerja yang profesional dalam bidangnya, baik dari segi pengetahuan, keterampilan, pengalaman, bakat dan minat, dan intelektualitas sehinggan mampu membangun reputasi perusahaan yang lebih bona fide dan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan alinnya.
    b. Langkah –langkah tersebut lebih menjamin perusahaan untuk tetap mempertahankan tenaga kerja yang secara kulaitatif memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, sehingga para karyawan memiliki sikap positif terhadap perusahaan karena tingkat kepuasan kerja yang tinggi.
    c. Dengan adanya langkah-langkah tersebut, hakikat pasaran tenaga kerja dikenali dengan baik dan dengan segera jugadapat menentukan sumber-sumber tenaga kerja mana yang harus mendapat perhatian utama dalam penggarapannya.

    B. Peramalan Lingkungan
    Para pengambil keputusan stratejik perlu memiliki dan mengembangkan keterampilan dalam memperkirakan dan meramalkan perubahan-perubahan yang akan terjadi pada lingkungan eksternalnya. Ketrampilan yang dimaksud berkaitan erat dengan kemampuan memanfaatkan peluang dan mengenali berbagai kendala yang diperkirakan akan dihadapi. Untuk melakukan hal tersebut langkah-langkah yang perlu diambil antara lain adalah :
    1. Memilih berbagai variabel yang bersifat kritikal bagi perusahaan
    2. Menyeleksi sumber-sumber penting dari informasi tentang lingkungan
    3. Memahami dan menilai berbagai pendekatan dan teknik peramalan
    4. Mengintegrasikan hasil peramalan ke dalam proses manajemen
    5. Memantau aspek-aspek kritikal dari pengelolaan peramalan.

    Tanggung jawab untuk mengambil langkah-langkah tersebut merupakan tanggung jawab manajemen puncak dalam suatu perusahaan, meskipun para manajer pada tingkat yang lebih rendah perlu pula dilibatkan.Perubahan-perubahan lingkungan eksternal yang harus diantisipasi dan diramalkan menyangkut berbagai segi bisnis, pendekatan dan teknis yang digunakan pun harus mencakup aspek ekonomi, politik, sosial, teknologi dan bahkan juga keperilakuan..
    Pengenalan berbagai faktor lingkungan eksternal yang ”Jauh” dan ”Dekat” dalam lingkungan industri tertentu secara tepat pada intinya diinkorporasikan pada keseluruhan upaya dalam menciptakan citra atau profil perusahaan.

 

BAB III
PENUTUP

 


3.1. Kesimpulan 

Pengenalan lingkungan eksternal dalam manajemen perubahan memiliki peran yang cukup penting dalam langkah dan penentuan suatu kebijakan/keputusan usaha. Faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan eksternal perlu untuk dikaji dan dipahami oleh para pengambil keputusan mengingat beberapa hal yang melatar belakanginya yaitu:
1. Jumlah dari factor yang berpengaruh tidak constant melainkan selalu berubah-ubah.
2. Intensitas dampaknya beraneka ragam.
3. Faktor tersebut bisa menjadi suatu kejutan yang tidak dapat diperhitungkan sebelumnya betapa pun cermatnya analisis “SWOT” yang dilakukan.
4. Kondisi eksternal yang berada di luar kemampuan organisasi untuk mengendalikannya
Lingkungan eksternal dalam manajemen stratejik di bagi menjadi 2 kelompok yaitu :
1. Lingkungan Eksternal yang ”Jauh” meliputi beberapa faktor yaitu:
a. Ekonomi
b. Politik
c. Sosial
d. Teknologi
e. Industri

2. Lingkungan Eksternal yang ”Dekat
a. Pesaing
b. Penyandang Dana
c. Pasaran Tenaga Kerja
d. Pemasok
e. Pelanggan

3.2. Saran
Mengingat begitu rumitnya permasalahan untuk mengkaji berbagai kondisi tentang pengenalan lingkungan eksternal dalam manajemen stratejik, kiranya perlu adanya aplikasi yang konkret guna membantu mahasiswa dalam memahami dan mengkaji berbagai penjelasan yang telah di paparkan pada makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Sondang P.Siagian, Prof.Dr.MPA. 2000. Manajemen Perubahan: Bumi Aksara. Jakarta.
http://purnamaward.blogspot.co.id/2014/03/analisis.html

 

Contoh MODUL Negosiasi Bisnis

Tugas Mandiri (Kelompok)

Modul Negosiasi Bisnis

 

Nama Dosen              : Hielvita Ludiya, S.E., M.M.,

 

 

                                          unduhan

  

DISUSUN OLEH      :

Dewi Fransisca (130910117)

Lusiana (130910088)

Siska Melinda (130910226)

Rani Ifandy (130910336)

Kode Kelas  : 152-MN056-N1

Falkultas   : Ekonomi

Jurusan   : Manajemen Bisnis

  

UNIVERSITAS PUTERA BATAM

Tahun Pelajaran 2015/2016


KATA PENGANTAR

 

 

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas kelompok, yaitu ‘Modul mengenai Materi Negosiasi Bisnis” dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas mata kuliah “Negosiasi Bisnis”. Kami menyadari bahwa dalam penulisan modul ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami harap para pembaca dapat memakluminya. Dan, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

 

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………  i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………….  ii

BAB I Definisi Negosiasi……………………………………………………………………….. 1

BAB II Tahapan Proses Negosiasi Bisnis……………………………………………….. 3

BAB III Penerapan Analisis Fase dalam Negosiasi…………………………………. 4

BAB IV Penerapan Analisis Negosiasi…………………………………………………… 6

BAB V Market Share dan Pengukuran Market Share…………………………… 10

BAB VI Petugas Pemasaran sebagai Pelaksanaan Negosiasi………………….. 12

BAB VII Teori Negosiasi Muka…………………………………………………………….. 15

 

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………….  iii


DAFTAR PUSTAKA

 

BAB I

Definisi Negosiasi

Definisi negosiasi secara formal dapat diartikan sebagai suatu bentuk pertemuan bisnis antara dua pihak atau lebih untuk mencapai suatu kesepakatan bisnis. Negosiasi merupakan perundingan antara dua pihak dimana didalamnya terdapat proses memberi, menerima, dan tawar menawar. Selain itu negosiasi juga merupakan suatu klimaks dari sebuah proses interaksi yang dilakukan oleh kedua belah pihak untuk saling memberi dan menerima atas sesuatu yang ditentukan dengan kesepakatan bersama. Negosiasi adalah suatu hal yang fundamental dalam keahlian manajerial. Manager bernegosiasi setiap saat dengan apa yang harus dilakukan, menentukan anggaran, perubahan batas waktu projek, atau masalah yang harus diselesaikan berhubungan dengan pegawai. Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi yang sangat cepat, organisasi berbasis tim (team based organization) dan kemampuan bernegosiasi yang efektif sangat diperlukan untuk mencapai kesuksesan yang profesional.

Proses negosiasi ini dapat berkisar dari hanya memerlukan waktu 2 menit sampai proses bulanan, tahunan atau mungkin tidak terjadinya kesepakatan. Beberapa negosiasi mungkin hanya membutuhkan satu kali bertransaksi, atau mungkin 9 melibatkan suatu hubungan jangka panjang (longterm relationship). Negosiasi juga dapat menghasilkan suatu keuntungan bersama (win win), dan yang lainnya hanya sebagai permainan menang kalah (“divide a pie”). Bagaimana manajer memikirkan cara terbaik dalam melakukan negosiasi? Dengan analisis negosiasi diyakini sebagai suatu alat yang powerful untuk menilai situasi negosiasi dan membangun strategi menang (winning strategy).

Negosiasi dapat timbul dikarenakan adanya perebutan sumber daya, yaitu satu pihak menginginkan sesuatu yang dikuasai pihak lain (dan/atau sebaliknya) atau perbedaan persepsi, yaitu salah satu pihak ingin menyelaraskan pandangan yang tadinya berbeda terhadap suatu hal, yang mungkin berpotensi menimbulkan konflik atau menghalangi pencapaian tujuan. Seorang negosiator harus bisa membedakan apakah ia bernegosiasi karena perebutan sumber daya atau perbedaan persepsi. Keliru menilai situasi akan berpengaruh pada kekeliruan merencanakan strategi yang dipakai. Negosiasi dapat dilakukan apabila ada isu atau topik yang dapat dinegosiasikan. Selain itu, pihak-pihak yang terlibat memiliki kesediaan untuk bernegosiasi, kesiapan untuk melakukan negosiasi, memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan dan interdependensi (saling bergantung). Negosiator dalam hal ini harus mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi alternatif terbaik bila kesepakatan tidak bisa dihasilkan lagi (BATNA, Best Alternative To a Negotiated Agreement) serta keraguan tentang hasil-hasil penyelesaian sengketa. Seorang 10 negosiator yang baik adalah seorang yang memiliki kepekaan terhadap hal-hal yang mendesak untuk diselesaikan dan tidak memiliki kendala psikologis yang besar. Dalam analisis negosiasi (Sebenius (1992, 2002)), umumnya mempertimbangkan unsur dasar berikut ini yaitu partisipan aktual dan potensial, interest, BATNA, hubungan proses “menciptakan” dan “menuntut” nilai (win win atau win lose) serta perubahan potensial permainan (“change the game”) itu sendiri.


 

BAB II

Tahapan Proses Negosiasi Bisnis

Proses negosiasi melibatkan baik aksi yang dapat mempertinggi atau memperbesar manfaat bersama melalui agreement (“creating value”) maupun untuk membagi nilai dari suatu agreement (“claiming value”). a. Creating Value (Integrative Negotiation) Di dalam kebanyakan negosiasi, pada awalnya nilai potensial dari aksi bersama tidak sepenuhnya jelas. “Creating value” adalah untuk mencapai perjanjian yang saling menguntungkan (mutually beneficial agreements). Untuk meningkatkan kebersamaan pihak tersebut dan menghindari adanya konfik yang berkepanjangan memerlukan suatu pendekatan yang sering disebut “win-win”,”integrative,” atau “variable sum” yaitu pertemuan untuk saling berbagi informasi, komunikasi dengan jelas, dan kreatif. b. Claiming Value (Distributive Negotiation) Aspek yang krusial dari kebanyakan negosiasi adalah “distributive”,“win-lose,” atau constant-sum; yaitu dalam prosesnya jika 11 terjadi peningkatan nilai yang diklaim oleh satu pihak maka akan menyebabkan nilai yang didapat oleh pihak lain berkurang. Beberapa taktik yang digunakan dalam bargaining telah dibahas oleh (misalnya Schelling (1960), Walton and McKersie (1965), Raiffa (1982), Thompson (2001) and Lax and Sebenius (1986).) yaitu diantaranya membentuk persepsi dari alternatives to agreement, membuat komitmen, mempengaruhi aspirasi, mengambil posisi kuat, memanipulasi pola konsesi, mengaitkan isu dan pengaruh interest. Dengan menunjukkan taktik ini, satu pihak melihat keuntungan dari zone of possible agreement (ZOPA) yaitu daerah yang memungkinkan tercapainya kesepakatan dengan mempengaruhi persepsi dari pihak lain.


 

BAB III

Penerapan Analisis Model Fase dalam Negosiasi

Negosiasi dibutuhkan untuk membuka beberapa kontrak yang mungkin, interest yang paling mendasar bagi klien, persetujuan (komitmen), atau ketidaksetujuan yang mungkin muncul. Kombinasi partisipan, interest, isu yang dinegosiasikan, resolusi yang mungkin untuk setiap isu, BATNA partisipan dan prilaku dinamik adalah pada dasarnya memiliki keunikan tersendiri untuk setiap projek. Semakin banyak partisipan yang terlibat dalam negosiasi, maka semakin kompleks juga negosiasinya. Ide dasar dari model fase pengambilan keputusan adalah bahwa elemen dari keputusan tidak diasumsikan ada dan tetap, tapi berubah sesuai waktu (Noorderhaven, 1995). Tujuan dari model fase ini adalah untuk menjelaskan pola 12 umum dari elemen analisis negosiasi dibangun (seperti interest, isu, BATNA). Lewicki et al. (1999) dan mengambil suatu kesimpulan bahwa akhirnya berbagai model negosiasi mempunyai struktur umum yang terbagi menjadi tiga fase yaitu fase awal (initiation), pemecahan masalah (problem-solving) dan resolusi (resolution).

Dalam papernya, Berridge (2002) mengadopsi hal yang serupa, yaitu tiga fase (three-stage model) yang terdiri dari pre-negosiasi (pre-negotiations), berada di meja negosiasi (around-the-table negotiations) dan paket persetujuan (packaging agreements). Keaslian dari model tiga fase (three stage model) ini ditelusuri oleh Simon (1960), yang menjelaskan bahwa tiga langkah pengambilan keputusan dalam pekerjaannya “The new science of management decision” adalah Intelejensi (intelligence), desain (design) dan pilihan (choice). Berikut ini digambarkan model fase dalam negosiasi, Yaitu : 1. Dalam fase intelligence, atau fase pre-negosiasi, yang diperlukan untuk negosiasi adalah perkenalan, identifikasi partisipan, kabar/ berita mengenai interest dan BATNA dari kedua pihak yang terlibat dan pihak lainnya serta identifikasi isu negosiasi secara umum. 2. Dalam fase desain (around the table negotiation), partisipan mendefinisikan interest mereka, menentukan isu spesifik yang dinegosiasikan dan sekumpulan option untuk masing-masing isu, serta mengevaluasi kombinasi yang berbeda dari option (kontrak) yang menyangkut interest mereka. 13 3. Dalam fase pilihan (packaging the agreement), partisipan secara bersama memilih dan setuju untuk kontrak negosiasi dan akhirnya implementasi serta mengawasi implementasi kontrak.


 

BAB IV

Penerapan Analisis Negosiasi

Negosiasi dibutuhkan untuk membuka beberapa kontrak yang mungkin, interest yang paling mendasar bagi klien, persetujuan (komitmen), atau ketidaksetujuan yang mungkin muncul. Kombinasi partisipan, interest, isu yang dinegosiasikan, resolusi yang mungkin untuk setiap isu, BATNA partisipan dan prilaku dinamik adalah pada dasarnya memiliki keunikan tersendiri untuk setiap projek. Semakin banyak partisipan yang terlibat dalam negosiasi, maka semakin kompleks juga negosiasinya. Meskipun setiap proses penjualan maupun berbagai bentuk kerjasama antar perusahaan pada dasarnya memiliki keunikan sendiri, akan tetapi negosiasi projek memiliki karakteristik dasar secara umum, yaitu mempunyai tiga tujuan dasar yang dapat dikatakan hampir ada dalam setiap projek, yaitu lingkup (scope), waktu (time) dan biaya (cost). Tujuan projek yang pertama, lingkup (scope), yaitu jumlah produk. pelayanan (service) dan outcome immaterial yang dihasilkan dalam projek. Tujuan yang kedua, waktu (time), dapat dipahami sebagai keperluan penjadwalan untuk projek dan tujuan yang ketiga, biaya (cost), menyatakan sumber yang dibutuhkan untuk memproduksi dan hasil produksi dari penjualan, biasanya diukur dengan uang.

Perspektif negosiasi, ketiga unsur ini biasanya menjadi isu yang dinegosiasikan dalam perjualan maupun bentuk kerjasama. Dapat dicatat bahwa tujuan ini tidak sama artinya dengan interest dari partisipan yang didiskusikan sebelumnya. Dilihat dari sudut pandang projek penjualan suatu perusahaan, terdapat 6 tahap (fase) yang saling berurutan secara umum seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 2.1. Fase Projek dari perspektif Projek Marketing Phase Deskripsi Pencarian (Search) Membaca lingkungan untuk mengidentifikasi peluang projek dan pengembangan industri yang relevan.

Persiapan (Preparation) Bertanggung jawab untuk studi kelayakan; menggunakan pengaruh pembeli dan pihak lainnya yang relevan dalam memperoleh negosiasi dan memperoleh spesifikasi tender yang memuaskan bagi kontraktor; mengevaluasi situasi kompetitif. Penawaran (Bidding) mempersiapkan dokumen penawaran setelah menerima ajakan untuk menawar, membuat keputusan mengenai harga dan penggunaan Isi Persetujuan Penjualan atau kerjasama Lingkup Waktu Biaya 15 sumber daya. Negosiasi (Negotiation) Berawal ketika penjual membuat penawaran pertama untuk projek dan berakhir dengan menandatangani kontrak. Implementasi (Implementation) Mengirimkan dan mengawasi projek, mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang timbul; pelatihan personil pembeli; menciptakan sistem setelah penjualan (after sales). Transisi (Transition) Mengevaluasi projek secara keseluruhan, membangun pengetahuan untuk penawaran berikutnya, menyediakan pelayanan tambahan Berikut ini adalah model keputusan utama dari klien dan kontraktor. Keputusan Investasi (Investment Decision) Target Segmentasi (Segment Targeting) Client Kontraktor Tender atau

Negosiasi Keputusan Penawaran (Bidding Decision) Pemilihan Tender yang paling disukai Submission Tender Penyerahan Kontrak Perubahan Kontrak Kontrak Akhir Pencarian Persiapan Penawaran Negosiasi Implementasi Transisi Berdasarkan gambar diatas, jika dikaitkan dengan model fase negosiasi sebagai berikut :

  • Fase pencarian dan persiapan merupakan fase intelligence atau pre-negosiasi, yang mana dalam bernegosiasi diperlukan proses mengamati lingkungan 16 untuk mengidentifikasi projek dan peluang perkembangan industri yang relevan), identifikasi partisipan, mencari tahu interest dan batna dari masingmasing pihak, pihak lain (mengevaluasi situasi kompetitif), serta isu negosiasi (mempengaruhi dalam memperoleh spesifikasi tender yang bagus bagi kontraktor).
  • Fase penawaran dan negosiasi mengacu pada fase perancangan (design) atau di meja negosiasi (around the table negotiation), yang mana setiap partisipan mendefinisikan masing-masing interestnya, menentukan option, untuk setiap isu (mempersiapkan dokumen penawaran) dan mengevaluasi kombinasi yang berbeda dari setiap option (kontrak) yang berhubungan dengan interest (membuat keputusan mengenai harga dan penggunaan sumber daya (resources).
  • Fase implementasi dan transisi mengacu pada fase memilih atau paket perjanjian, yang mana partisipan bersama sama memilih (penawaran awal projek) dan setuju terhadap kontrak negosiasi bersama (menandatangani kontrak) dan akhirnya mengimplementasikan dan mengawasi kontrak (mengirim dan mengawasi projek) 2.1.5 Cara Menetapkan Keputusan dalam Proses Negoisasi Negosiator yang baik hendaknya membangun kerangka dasar yang penting tentang negosiasi yang akan dilakukan, agar berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. 17 Negosiasi adalah cara untuk menetapkan keputusan yang dapat disepakati dan diterima beberapa pihak dan menyetujui bagaimana tindakan yang akan dilakukan. Ujung dari negosiasi adalah poin kesepakatan yang diambil kedua belah pihak.

 

Negosiasi berpotensi untuk terjadinya konflik mulai awal hingga akhir pembicaraan. Negosiasi dapat menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu baik berupa barter ataupun bargaining. Umumnya negosiasi dilakukan hampir selalu berbentuk tatap-muka, menggunakan bahasa lisan, gerak/bahasa tubuh maupun ekspresi wajah. Ada tiga konsep penting yang harus dipahami oleh seorang negosiator, untuk membangun kerangka dasar pengambilan keputusan, yaitu : a) Best Alternative to a Negotiated Agreement (BATNA) Langkah-langkah atau alternatif-alternatif yang akan dilakukan oleh seorang negosiator bila negosiasi tidak mencapai kesepakatan. Misalnya mengenai pesangon yang akan dibayarkan oleh pengusaha dalam proses PHK tidak dapat disepakati oleh pihak pekerja, maka ada dua pilihan yang bisa ditawarkan oleh pihak pengusaha yaitu mencoba untuk melakukan trade off dengan pasal penambahan cuti atau meninggalkan perundingan bila tidak ada tanda-tanda positif dari pihak pekerja untuk beranjak dari posisinya saat itu. b) Reservation price Nilai atau tawaran terendah yang dapat diterima sebagai sebuah kesepakatan dalam negosiasi. Sebagai contoh : Negosiator dari pihak 18 pekerja akan menyepakati hasil perundingan secara keseluruhan, apabila minimum 5 dari 10 usulan mereka dapat diterima oleh pihak perusahaan. c) Zone of Possible Agreement atau disingkat ZOPA Suatu zona atau area yang memungkinkan terjadinya kesepakatan dalam proses negosiasi.

 

 

 

BAB V

Pengertian Market Share (Pangsa Pasar)

 

Pasar yang menggambarkan semua pembeli dan penjual yang telibat dalam suatu transaksi aktual dan potensial terhadap barang atau jasa yang ditawarkan. Suatu transaksi yang bersifat potensial dapat terlaksana, apabila kondisi berikut ini terpenuhi, yaitu : 1. Terdapat paling sedikit 2 (dua) pihak 2. Masing-masing pihak memiliki suatu barang bagi pihak lain 3. Masing-masing mampu berkomunikasi dan menyalurkan kieinginan 4. Masing-masing pihak bebas menerima atau menolak penawaran dari pihak lain Pangsa pasar merupakan besarnya bagian atau luasnya total pasar yang dapat dikuasai oleh suatu perusahaan yang biasanya dinyatakan dengan persentase dengan memecah-mecah suatu keseluruhan yang heterogen menjadi bagian yang homogen yang mencakup para pelanggan yang mempunyai kepentingan yang sama untuk tujuan yang berbede-beda 19 Dari definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan pangsa pasar adalah besarnya bagian pasar yang dikuasai oleh suatu perusahaan. Dengan kata lain penguasaan suatu produk terhadap pasar atau besarnya jumlah produk yang diminta yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan jumlah permintaan di pasar. Pangsa pasar ini dapat dipecah-pecah menurut wilayah politis, kawasan geografis yang lebih besar, ukuran, pelanggan, tipe pelanggan, dan teknologinya.

 

Ada 4 ukuran atau 4 jenis dalam mendefinisikan dan mengukur pangsa pasar yang ada dalam suatu pasar, ukuran pangsa pasar tersebut antara lain : 1. Pangsa pasar keseluruhan. Pangsa pasar keseluruhan adalah penjualan suatu perusahaan yang penjualnya dinyatakan sebagai persentase dari penjualan pasar secara total atau secara keseluruhan dalam suatu industri, diperlukan 2 (dua) keputusan untuk menggunakan ukuran ini yaitu : apakah proses perhitungan pangsa pasar akan menggunakan perhitungan dalam unit penjualan atau dalam pendapatan penjualan (rupiah) untuk menyatakan pangsa pasar. 2. Pangsa pasar yang dilayani. Pangsa pasar yang dilayani adalah persentase dari total penjualan terhadap pasar yang telah dilayani oleh suatu perusahaan, pasar yang dilayani adalah semua pembeli yang dapat dan ingin membeli produknya. 20 3. Pangsa pasar relatif (untuk 3 pesaing puncak). Pangsa pasar relatif jenis ini hanya menyatakan persentase penjualan suatu perusahaan dari penjualan gabungan 3 perusahaan pesaing terbesar dalam bidang yang sama. 4. Pangsa pasar relatif (terhadap pesaing pemimpin). Beberapa perusahaan melihat pangsa pasar mereka sebagai persentase dari penjualan pesaing pemimpin. Perusahaan yang memiliki pangsa pasar lebih besar 100 % disebut sebagai pemimpin pasar, sementara Perusahaan yang memiliki pangsa pasar tepat 100 % berarti perusahaan tersebut memimpin pasar yang ada bersama-sama. 2.1.8 Karakteristik negoisasi dalam perusahaan media penyiaran Negosiasi bisnis berbeda dengan jenis negosiasi lainnya. Dalam suatu negosiasi bisnis, setiap pihak yang terlibat berusaha untuk menemukan suatu win-win solution. Dalam win-win solution, kedua pihak sama-sama mencari solusi yang dapat memuaskan bagi kedua belah pihak. Negosiasi bisnis adalah untuk memastikan akhir negosiasi Tuntutan dalam persaingan global sangat berarti dalam negosiasi bisnis, tentunya dengan concept yang kita gunakan win-win solution akan mengambilkan suatu hasil yang berarti dengan mitra bisnis kita. Karakreistik negosiasi yang baik yaitu: 21 1. Senantiasa melibatkan orang, baik sebagai individual, perwakilan organisasi atau perusahaan, sendiri atau dalam kelompok 2. Memiliki ancaman terjadinya atau didalamnya mengandung konflik yang terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi 3. Menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu, baik berupa tawar menawar (bargain) maupun tukar menukar (barter) 4. Hampir selalu berbentuk tatap muka yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh maupun ekspresi wajah 5. Negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di depan ada sesuatu yang belum terjadi dan kita inginkan terjadi 6. Ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah pihak, meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak sepakat

 

BAB VI

Petugas pemasaran sebagai pelaksana negoisasi

Berkaitan dengan petugas pemasaran di media penyiaran, ada beberapa jabatan yang disiapkan. Misalnya, manajer pemasaran dan marketer. Istilah yang digunakan untuk pemasar ini beranekaragam, contohnya marketer juga bisa disebut account executive, marketing executive, marketing support, dan lain-lain. Pada dasarnya tujuannya sama, 22 yaitu menjual produk media penyiaran atau mengajak pengiklan untuk menggunakan media penyiaran sebagai wahana iklan dan rangkaian acara PT Bali Music Channel 1. Account Executive Account Executive mempunyai posisitanggung jawab di alam penjualan iklan manapun berita. Ia menjalankan pemasaran waktu siaran iklan dan menghasilkan pemasukan untuk media penyiaran. Ia bergerak mencapai target penjualan, mengkoordinasi promosi (kadang-kadang bersama marketing communication), mengembangkan penjualan dan materi pemasaran. 2. Marketing Communication Marketing communication sebenarnya lebih dari sekedar menjual iklan maupun berita. Namun melakukan branding sebagai upaya meningkatkan market share pada perusahaan dengan berbagai macam penawaran baik berupa bntuk kerjasama berbayar maupun tidak berbayar yang menyangkut jasa tentunya bukan hanya menjual jasa media penyiaran, misalnya iklan untuk mendongkrak penjualan suatu produk atau jasa meliputi semua tahapan, yaitu membantu proses penciptaan acara hingga mengecek dampaknya bagi khalayak setelah menjalankan rangkaian acara yang telah terjadi. 23 2.1.10 Pengertian Pentingnya Negoisasi pada Peningkatan Market Share dalam Media Penyiaran Media Relations sebagai hubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan media terhadap kepentingan organisasi dimana terdapat fungsi Public Relations eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi. Tampak bahwa pencapaian perluasan pangsa pasar atas tercapainya hubungan kerjasama yang dilakukan dengan sistem negoisasi yang baik yaitu berdasarkan pada relasi antara individu atau organisasi/perusahaan dengan media. Sehingga dapat disimpulkan pengertian relasi yang dibangun dan dikembangkan dengan media untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, dan tercapainya tujuan-tujuan individu maupun organisasi/perusahaan.

 

Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa perusahaan mengunakan mediamassa sebagai medium penyampai pesan dan pencitraan kepada publik. Semakin banyak akses yang didapat publik dari media massa berkaitan dengan produk atau layanan yang diberikan oleh perusahaan, maka diharapkan semakin besar tingkat kepercayaan publik. Pada akhirnya publik akan memakai produk atau jasa perusahaan yang dipublikasikan media, atau setidaknya, publik dapat menjadi saluran kembali yang secara tidak langsung mempromosikan produk atau jasa kepada komunitasnya melalui word of mouth. 24 Pada dasarnya, banyak pilihan saluran komunikasi atau media yang bisadipakai perusahaan dalam menyampaikan pesan. Dalam kajian komunikasi massa ada empat saluran komunikasi, yaitu media antarpribadi, mediakelompok, media massa, dan media publik. Sebagai saluran komunikasi, media massa memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan media lainnya. Hafied Cangara (2003: 134-135) memaparkan lima karakteristik media massa. Pertama, bersifat melembaga, pihak yang mengelola media melibatkan banyak individu mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi yang bersifat satu arah dengan jangkauan yang luas, artinya media massa memiliki kemampuan untuk menghadapi jangkauan yang lebih luas dan kecepatan dari segi waktu. Juga, bergerak secara luas dan simultan di mana dalamwaktu bersamaan informasi yang disebarkan dapat diterima oleh banyak individu. Sehingga meningkatkan kepercayaan publik terhadap produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan juga meningkatkan point of selling dari produk dan jasa membantu perusahaan keluar dari komunikasi krisis termasuk meningkatkan relasi dari beragam publik, seperti terhadap lembaga pemerintahan, perusahaan-perusahaan, organisasi kemasyarakatan, maupun individu. Fungsi-fungsi inilah yang menempatkan pentingnya peranan negosiasi bagi media relations sebagai bagian dari aktifitas public relations yang dilakukan perusahaan dengan media massa yang dibangun dan dikembangkan dengan media 25 untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, dan tercapainya tujuan-tujuan individu maupun organisasi/perusahaan. Fungsi media relations adalah meningkatkan citra perusahaan, meningkatkan kepercayaan publik, meningkatkan point of selling, membantu perusahaan keluar dari komunikasi krisis, dan meningkatkan relasi dari beragam publik. Tampak bahwa peranan negoisasi yang terwujudkan dan mencapai suatu bentuk kerjasama dalam peruasahaan berdasarkan pada relasi antara individu atau organisasi/perusahaan dengan media. Sehingga dapat disimpulkan pengertian pentingnya negoisasi dalam meningkatkan market share adalah adanya relasi yang dibangun dan dikembangkan dengan media untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, dan tercapainya tujuan-tujuan individu maupun organisasi/perusahaan bahwa perusahaan mengunakan media massa sebagai medium penyampaian pesan dan pencitraan kepada publik. Semakin banyak akses yang didapat publik dari media massa berkaitan dengan produk atau layanan yang diberikan oleh perusahaan, maka diharapkan semakin besar tingkat kepercayaan publik. Pada akhirnya public sebagai konsumen akan memakai produk atau jasa perusahaan yang dipublikasikan media sebagai perwujudan kontribusi perusahaan terhadap masyarakat


 

BAB VII

Teori Negosiasi Muka

Teori Negosiasi Muka (Face-Negotiation Theory) dikembangkan oleh Stella Ting-Toomey pada tahun 1988. Teori ini memberikan sebuah dasar untuk memperkirakan bagaimana manusia akan menyelesaikan karya muka dalam sebuah kebudayaan yang berbeda. Muka atau rupa mengacu pada gambar diri seseorang di hadapan orang lain. Hal ini melibatkan rasa hormat, kehormatan, status, koneksi, kesetiaan dan nilai-nilai lain yang serupa. Dengan kata lain rupa merupakan gambaran yang anda inginkan atau jati diri orang lain yang berasal dari anda dalam sebuah situasi sosial. Karya muka adalah perilaku komunikasi manusia yang digunakan untuk membangun dan melindungi rupa mereka serta untuk melindungi, membangun dan mengancam muka orang lain.

Teori ini merupakan teori gabungan antara penelitian komunikasi lintas budaya, konflik, dan kesantunan. Teori negosiasi muka memiliki daya tarik dan penerapan lintas budaya karena Stella Ting-Toomey—pencetus teori ini—berfokus pada sejumlah populasi budaya, termasuk Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Cina dan Amerika Serikat. Ting-Toomy menjelaskan bahwa budaya memberi bingkai interpretasi yang lebih besar di mana muka dan gaya konflik dapat diekspresikan dan dipertahankan secara bermakna.

Teori negosiasi muka adalah salah satu dari sedikit teori yang secara eksplisit mengakui bahwa orang dari budaya yang berbeda memiliki bermacam pemikiran mengenai “muka” orang lain. Pemikiran ini menyebabkan mereka menghadapi konflik dengan cara berbeda. Muka merupakan perpanjangan dari konsep diri seseorang, muka telah menjadi fokus dari banyak penelitian di dalam berbagai bidang ilmu.

Ting-toomey mendasarkan banyak bagian dari teorinya pada muka dan facework. Muka merupakan gambaran yang penting dalam kehidupan. Muka juga merupakan sebuah metafora bagi citra diri yang diyakini melingkupi seluruh aspek kehidupan sosial. Konsep ini bermula dari bangsa Cina. Bagi bangsa Cina muka dapat menjadi lebih penting dibandingkan kehidupan itu sendiri. Erving Goffman (1967) juga diakui sebagai sosok yang menempatkan muka dalam penelitian Barat kontemporer. Ia mengamati bahwa muka (face) adalah citra dari diri yang ditunjukkan orang dalam percakapan dengan orang lain. Goffman juga mendeskripsikan muka sebagai sesuatu yang dipertahankan, hilang atau diperkuat. Istilah ini setiap harinya dapat ditemukan dalam bahasa sehari-hari kita dengan penggunaan istilah “tebal muka”, “muka tembok”, jaim (jaga image), muka cemberut, muka kusut, dan lain sebagainya.

Ting-Toomey dan koleganya (Oetzel, Yokochi, Masumoto &Takai, 2000) mengamati bahwa muka berkaitan dengan nilai diri yang positif dan memproyeksikan nilai lain dalam situasi interpersonal. Namun demikian konsep muka ini kajian meluas tidak hanya pada konteks interpersonal namun dalam semua kontkes komunikasi. Seperti halnya bagaimana Presiden SBY—yang terkenal dengan presiden yang sangat menjaga citra—sebelum melakukan pidato, tidak jarang sangat memperhatikan penampilan apakah ia sudah nampak sempurna riasan di wajah, pecinya bahkan dasi atau aksesoris yang dikenakan lainnya. Istilah ini bisa juga bisa digunakan hingga bagaimana kita memakai pada konteks muka sebagai suatu bangsa yang besar (wajah Indonesia atau potret Indonesia).

Ting-Toomey (2004) telah memperluas pemikiran Goffman. Ia menggabungkan beberapa pemikiran dari penelitian mengenai kesantunan yang menyimpulkan bahwa keinginan mengenai muka merupakan keinginan yang universal. Ia juga berpendapat bahwa muka merupakan citra diri seseorang yang diproyeksikan dan merupakan klaim akan penghargaan diri dalam sebuah hubungan. Ia percaya bahwa muka melibatkan penampilan dari bagian depan (front stage) yang beradab kepada individu lain. Dalam hal ini, muka juga merupakan identitas yang didefinisikan oleh dua orang secara bersamaan dalam sebuah konteks komunikasi. Selain itu, muka adalah citra diri yang diakui secara sosial dan isu-isu citra lain yang dianggap penting. Oleh karena itu, muka adalah fenomena lintas budaya, yang artinya semua individu dalam semua budaya memiliki dan mengelola muka; muka melampaui semua budaya.

Keberagaman budaya sangat mempengaruhi cara orang-orang tersebut berkomunikasi. Walaupun muka adalah konsep universal, terdapat berbagai perbedaan yang merepresentasikan budaya mereka masing-masing. Kebutuhan akan muka ada di dalam semua budaya, tetapi semua budaya tidak mengelola kebutuhan muka ini secara sama. Ting-toomey berpendapat bahwa muka dapat diinterpretasikan dalam dua cara: kepedulian akan muka dan kebutuhan akan muka. Kepedulian akan muka (face concern) berkaitan dengan baik muka seseorang maupun muka orang lain. Terdapat kepentingan diri sendiri dan kepentingan orang lain. Contoh yang bisa dipakai adalah bagai mana ketika kita bertemu dengan orang yang berbeda budaya selalu berusaha menjagaimage dan bersikap santun agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Sementara kebutuhan akan muka (face need) merujuk pada dikotomi keterlibatan—otonomi. Contohnya ada sebagian budaya yang tidak suka tergantung kepada orang atau budaya lain, sehingga penampilan atau muka yang tampak bersifat cukek atau tidak peduli dengan orang lain.

Ting-Toomey dipengaruhi oleh penelitian mengenai kesantunan. Teori kesantunan Penelope Brown dan Stephen Levinson (1978) menyatakan bahwa orang akan menggunakan stratei kesantunan berdasarkan persepsi ancaman muka. Para peneliti menemukan dua kebutuhan universal: kebutuhan muka positif dan kebutuhan muka negatif.  Muka positif (positive face) adalah keinginan untuk disukai dan dikagumi oleh orang-orang penting dalam hidup kita. Sedangkan muka negatif (negative face) merujuk pada keinginan untuk memiliki otonomi dan tidak dikekang. Kebutuhan akan muka menjelaskan mengapa seorang mahaiswa yang ingin meminjam catatan temannya tidak akan meminta dengan langsung (“pinjam catatanmu, ya?”), tetapi lebih sering meminta dengan memberikan perhatian kepada keinginan muka negatif seseorang (“apakah bisa saya meminjam catatanmu sebentar? Saya mau fotokopi, dst—sambil memberikan banyak alasan lain).

Ketika muka positif atau negatif para komunikator sedang terancam, mereka cenderung mencari bantuan atau cara untuk mengembalikan muka mereka atau mitra mereka. Ting-Toomey mendefinisikan hal ini sebagai facework, atau tindakan yang diambil untuk menghadapi keinginan akan muka seseorang dan/atau orang lainnya. Stella Ting-Toomey dan Leeva Chung (2005) juga mengemukakan bahwa facework adalah mengenai strategi verbal dan nonverbal yang kita gunakan untuk memelihara, mempertahankan, atau meningkatkan citra diri sosial kita dan menyerang atau mempertahankan (atau menyelamatkan) citra sosial orang lain.

Teori ini dapat diperluas dengan mengidentifikasi tiga jenis facework, seperti dijelaskan oleh Te-Stop dan John Bowers (1991), yaitu: kepekaan, solidaritas dan pujian. Pertama facework ketimbangrasaan (tact facework) merujuk pada batas di mana orang menghargai otonomi seseorang. Facework ini memberikan kebebasan kepada seseorang untuk bertindak sebagaimana ia inginkan. Kedua, facework solidaritas (solidarity facework), berhubungan dengan seseorang menerima orang lain sebagai mana anggota dari kelompok dalam (in-group). Solidaritas meningkatkan hubungan di antara dua orang yang sedang berbicara, maksudnya perbedaan-perbedaan diminimalkan dan kebersamaan ditekankan melalui bahasa informal dan pengalaman-pengalaman yang dimiliki bersama. Ketiga, facework pujian (approbation facework), yang berhubungan peminimalan penjelekan dan pemaksimalan pujian kepada orang lain. Facework ini muncul ketika seseorang mengurangi fokus pada aspek negatif orang lain dan lebih berfokus pada aspek yang positif.

Beberapa asumsi teori Negosiasi Muka mencakup komponen-komponen penting dari teori ini: muka, konflik, dan budaya. Dengan demikian poin-poin berikut menuntun teori dari Ting-Toomey:

  1. Identitas diri penting di dalam interaksi interpersonal, dan individu-individu menegosiasikan identitas mereka secara berbeda dalam budaya yang berbeda.
  2. Manajemen konflik dimediasi oleh muka dan budaya.
  3. Tindakan-tindakan tertentu mengancam citra diri seseorang yang ditampilkan (muka).

Asumsi pertama menekankan pada identits diri (self identity) atau ciri pribadi atau karakter seseorang. Citra ini adalah identitas yang ia harapkan dan ia inginkan agar identitas tersebut diterima orang lain. Identitas diri mencakup pengalaman kolektif seseorang, pemikiran, ide, memori, dan rencana. Identitas diri tidak bersifat stagnan, melainkan dinegosiasikan dalam interaksi dengan orang lain. Orang memiliki kekhawatiran akan identitasnya atau muka (muka diri) dan identitas atau muka orang lain (muka lain). Budaya dan etnis mempengaruhi identitas diri, cara di mana individu memproyeksikan identitas dirinya juga bervariasi dalam budaya yang berbeda.

Para individu di dalam semua budaya memiliki beberapa citra diri berbeda bahwa mereka menegosiasikan citra ini secara terus menerus. Rasa akan diri seseorang merupakan hal yang sadar maupun tidak sadar. Artinya, dalam banyak budaya yang berbeda, orang-orang membawa citra yang mereka presentasikan kepada orang lain secara kebiasaan atau strategis. Bagaimana persepsi rasa akan diri kita dan bagaimana kita ingin orang lain mempersepsi kita merupakan hal yang sangat penting dalam komunikasi.

Asumsi kedua berkaitan dengan konflik, yang merupakan komponen utama dari teori ini. Konflik dapat merusak muka sosial seseorang dan dapat mengurangi kedekatan hubungan antara dua orang. konflik adalah ‘forum” bagi kehilangan muka dan penghiaan terhadap muka. Konflik mengancam muka kedua pihak dan ketika terdapat negosiasi yang tidak berkesesuaian dalam menyelesaikan konflik tersebut (seperti menghina orang lain, memaksakan kehendak, dst), konflik dapat memperparah situasi. Cara manusia disosialisasikan ke dalam budaya mereka dan memengaruhi bagaimana mereka akan mengelola konflik.

Asumsi ketiga berkaitan dengan dampak yang dapat diakibatkan oleh suatu tindakan terhadap muka. Dengan menggabungkan hasil penelitian mengenai kesantunan, Ting-Toomey menyatakan bahwa tindakan yang mengancam muka mengancam baik muka positif maupun muka negatif dari para partisipan. Ada dua tindakan yang menyusun proses ancaman terhadap muka: penyelamatan muka dan pemulihan muka. Pertama, penyalamatan muka (face-saving) mencakup usaha-usaha untuk mencegah peristiwa yang dapat menimbulkan kerentanan atau merusak citra seseorang. Penyelamatan wajah sering kali menghindarkan rasa malu. Pemulihan muka (face restoration) terjadi setelah adanya peristiwa kehilangan muka. Orang akan selalu berusaha untuk memulihkan muka dalam respons akan suatu peristiwa. Misalnya, alasan-alasan yang diberikan orang merupakan bagian dari teknik-teknik pemulihan muka ketika suatu peristiwa memalukan terjadi.

Budaya menurut Ting-toomey bukanlah variabel yang statis. Budaya dapat diinterpretasikan melalui banyak dimensi. Budaya dapat diorganisasikan dalam dua kontinum: individualism dan kolektivisme. Budaya individualistis adalah budaya “kemandirian” dan budaya kolektivitik adalah budaya “saling ketergantungan”. Budaya di seluruh dunia beragam dalam hal individualism dan kolektivisme. Kedua dimensi ini memainkan peranan yang penting dalam cara bagaimana faceworkdan konflik dikelola. Ting-Toomey dan koleganya mengklarifikasi bahwa individualisme dan kolektivisme berlaku tidak hanya pada budaya nasional, melainkan juga pada sub-budaya tertentu.

Individualisme merujuk pada kecenderungan orang untuk mengutamakan identitas individual dibandingkan identitas kelompok, hak individual dibandingkan hak kelompok, dan kebutuhan individu dibandingkan kebutuhan kelompok.  Individualisme adalah identitas “Aku”. Larry Samovar dan Richard poter (2004) percaya bahwa individualisme merupakan suatu pola yang penting di Amerika Serikat. Menurut mereka individualisme menekankan inisiatif individu, kemandirian, ekspresi individu, dan bahkan privasi. Nilai-nilai individualistik menekankan adanya antara lain kebebasan, kejujuran, kenyamanan, dan kesetaraan pribadi.

Individualisme melibatkan motivasi diri, otonomi, dan pemikiran mandiri. Individualisme menyiratkan komunikasi langsung (to the point) dengan orang lain yang sering dikenal dengan budaya komunikasi konteks rendah. Menurut ilmuan lintas budaya, individualisme dianggap penting di amerika Serikat, selain itu ada Australia, Inggris, Kanada, Belanda, dan Selindia Baru. Italia, belgia dan Denmark juga dianggapIndividualistik.

Apabila individualisme berfokus pada identitas personal seseorang, kolektivisme melihat ke luar diri sendiri. Kolektivisme adalah penekanan pada tujuan kelompok dibandingkan tujuan individu, kewajiban kelompok dibandingkan hak individu dan kebutuhan kelompok dibandingkan kebutuhan pribadi. Kolektivisme adalah identitas “Kita”. Orang-orang di dalam budaya kolektivistik menganggap penting berkerja sama den memandang diri mereka sebagai bagian dari kelompok yang lebih besar. Masyarakat kolektivistik mementingkan keterlibatan. Beberapa nilai kolektivistik diantaranya adalah menekankan keselarasan, menghargai keinginan orang tua, dan pemenuhan kebutuhan orang lain.

Kolektivisme menyiratkan komunikasi tidak langsung (lebih banyak basa-basi terlebih dulu), istilah sering dikenal dengan budaya komunikasi konteks tinggi. Contoh-contoh budaya kolektivistik meliputi Indonesia, Vietnam, Kolumbia, Venezuela, Panama, meksiko, Ekuador, dan Guatemala. Negara-negara ini umumnya miskin, bahkan bebeapa kemiskinan yang paling parah ditemukan di negara-negara kategori budaya kolektivistik. Karenanya orang-orang di beberapa budaya ini lebih tidak dituntun oelh aturan dan berfungsi sebagai kelompok lebih karena kebutuhan fisik dan ekonomi.

Ting-Toomey dan Chung (2005) berargumen bahwa anggota-anggota dari budaya yang mengikuti nilai-nilai individualitik cenderung lebih berorientasi pada muka diri, sementara anggota-anggota yang mengikuti nilai yang berorientasi pada kelompok cenderung lebih berorientasi pada muka orang lain atau muka bersama dalam sebuah konflik. Dalam budaya individualistik, manajemen muka (face  manajement) dilakukan secara terbuka yang melibatkan melindungi muka seseorang, bahkan jika harus melakukan tawar-menawar.

Budaya kolektivistik berkaitan dengan kemampuan adaptasi dari citra presentasi diri. Kemampuan beradaptasi memungkinkan munculnya ikatan yang saling tergantung dengan orang lain (muka positif). Maksudnya adalah anggota dari komunitas kolektivistik mempertimbangkan hubungan mereka dengan orang lain ketika mereka mendiskusikan sesuatu dan merasa bahwa suatu percakapan membutuhkan keberlanjutan dari kedua komunikator.

Konflik sering kali ada terjadi ketika anggota-anggota dari kedua budaya yang berbeda—individualistik dan kolektivistik—berkumpul bersama dan bahwa individu-individu akan menggunakan beberapa gaya konflik yang berbeda. Gaya-gaya ini merujuk pada respons yang berpola, atau cara khas untuk mengatasi konflik melintasi berbagai perjumpaan komunikasi. Gaya-gaya ini mencakup menghindar, menurut, berkompromi, mendominasi, dan mengintegrasikan. Dalam menghindar, orang akan berusaha menjauhi ketidaksepakatan dan menghindari pertukaran yang tidak menyenangkan dengan orang lain (“Saya sibuk” atau “Saya tidak ingin membicarakannya”). Gaya menurut mencakup akomodasi pasif yang berusaha memuaskan kebutuhan kebutuhan orang lain atau sepakat dengan saran-saran dari orang lain (“Saya ikut saja” atau “Apapun yang ingin anda lakukan saya tidak keberatan”).

Dalam berkompromi, individu-individu berusaha menemukan jalan tengah untuk mengatasi jalan buntu dan menggunakan pendekatan memberi-menerima sehingga kompromi dapat tercapai (“Saya akan tuda liburan ke Bali, Jika anda mau berkerja sama”). Gaya mendominasi mencakup perilaku-perilaku yang menggunakan pengaruh, wewenang atau keahlian untuk menyampaikan idea tau mengambil keputusan (“Posisi saya akan menentukan masalah ini”). Terakhir gaya mengintegrasikan digunakan untuk menemukan solusi masalah (‘Saya rasa kita harus menyelesaikan ini bersama-sama”). Tidak seperti berkompromi, integrasi membutuhkan perhatian yang tinggi untuk diri anda dan orang lain.

Keputusan untuk menggunakan satu atau lebih dari gaya-gaya ini akan bergantung dari variabilitas budaya dari komunikator. Manajemen konflik juga menganggap penting persoalan muka diri dan muka lain. Sehubungan dengan perbandingan yang melintasi lima budaya (Jepang, Cina, Korea Selatan, Taiwan dan Amerika Serikat), Ting-Toomey dan para kolega dalam penelitiannya (1991) menemukan beberapa hal:

  1. Anggota-anggota dari budaya Amerika Serikat menggunakan lebih banyak gaya mendominasi dalam manajemen konflik.
  2. Orang Taiwan menyatakan bahwa lebih banyak menggunakan gaya mengintegrasikan dalam manajemen konflik.
  3. Orang Cina dan Taiwan menggunakan lebih banyak gaya menurut.
  4. Orang Cina lebih banyak menggunakan tingkat menghindar yang tinggi sebagai gaya konflik dibandingkan kelompok budaya lainnya.
  5. Orang Cina menggunakan tingkat kompromi yang lebih tinggi dari budaya-budaya lainnya.

Penelitian mereka juga menunjukkan bahwa budaya kolektivistik (Cina, Korea dan Taiwan) memiliki tingkat perhatian terhadap muka lain yang lebih tinggi. Dari sini jelaslah bahwa penelitian mengenai muka dan konflik menunjukkan variabilitas budaya memengaruhi bagaimana konflik dikelola.

Dalam budaya kolektivis, keanggotaan dalam kelompok biasanya merupakan sumber utama identitas. Bagi masyarakat Jepang, wajah melibatkan, “kehormatan, kesopanan, kehadiran, dan pengaruh pada orang lain”. Di antara masyarakat Cina, “memperoleh dan kehilangan wajah dekat hubungannya dengan masalah harga diri, martabat, penghingaan, rasa malu, aib, kerendahan hati, kepercaayaan, rasa curiga, rasa hormat dan gengsi”.

Sikap yang berbeda menyangkut apa yang mewakili wajah memiliki pengaruh yang nyata pada bagaimana budaya memandang dan mendekati konflik. Dalam budaya kolektif, konflik dalam kelompok-dalam “dianggap merusak wajah sosial dan keharmonisan hubungan, jadi harus dihindari sedapat mungkin”. Ting-Toomey (dalam Samovar 2010: 260) menyatakan bahwa ketika berhadapan dengan sesuatu yang berpotensi menimbulkan konflik, masyarakat dari budaya kolektivis cenderung menghindar. Di Jepang, memeriksa tagihan atau bon akan mengakibatkan hilangnya wajah karyawan toko atau toko itu sendiri. Masyarakat dari budaya individualistis bagaimanapun, lebih peduli pada wajahnya sendiri dan cenderung menghadapi dan menggunakan pendekatan yang berorientasi pada solusi untuk mengatasi konflik. Di Amerika, memeriksa tagihan atau bon sebelum membayarnya adalah hal yang biasa.

Perilaku berbeda terhadap konflik menimbulkan gaya komunikasi budaya yang cukup berbeda. Selama komunikasi antarbudaya terjadi, gaya yang berlawanan ini dapat menimbulkan kebingungan, kesalahpahaman, atau bahkan kebencian di antara pelaku komunikasi. Hal yang sama juga berlaku pada gaya komunikasi tidak langsung (seperti pada budaya konteks tinggi) dalam rangka mempertahankan hubungan baik dapat menimbulkan efek yang sebaliknya di antara peserta individualistis yang menganggap bahwa interaksi dapat mengancam wajah. Bagi orang Indonesia mungkin menyapa seseorang mungkin suatu bentuk keramah-tamahan, namun belum tentu bagi orang Amerika mungkin itu bisa dimaknai hal yang mengganggu.